Dalamumur dua puluh enam tahun, Ariana masih belum siap untuk menikah namun dia harus dihadapkan dalam permasalahan jodoh. Orang tuanya dan teman dekatnya mendesak untuk segera menikah, akan tetapi Ariana masih bingung. Dia masih ingin menikmati kesendiriannya. Ariana bekerja di sebuah penerbitan.
Pertemuan Jodoh From Wikipedia, the free encyclopedia Pertemuan Jodoh adalah sebuah novel Indonesia karya Abdul Muis yang diterbitkan tahun 1932. Novel ini bercerita tentang dua murid sekolah yang terpisah karena perbedaan kelas dan akhirnya menikah.[2] Quick facts Pengarang, Negara, Bahasa, Genre, Penerbit... â–Ľ Pertemuan Jodoh PengarangAbdul MuisNegaraIndonesiaBahasaIndonesiaGenreNovelPenerbitBalai PustakaTanggal terbit1932Jenis mediaCetak Sampul keras & Sampul kertasHalaman227 cetakan ke-4[1]ISBNISBN [[SpecialBookSources/9789796665761 cetakan ke-4[1]9789796665761 cetakan ke-4[1]]] Invalid ISBNOCLC66770709 cetakan ke-4Didahului olehSalah Asuhan Diikuti olehSurapati
Meskipunbahasa yang digunakan adalah melayu dan cukup sulit untuk dipahami dalam waktu singkat, tetapi alur yang runtut serta konflik yang ditulis dengan rapi membuat ia tetap menarik untuk dibaca. 1928, difilmkan Asrul Sani, 1972)Pertemuan Jodoh (novel, 1933)Surapati (novel, 1950)Robert Anak Surapati(novel, 1953) -Sinopsis . Judul
Description Sinopsis “Panas dan sedih rasa hatinya, demi mengenangkan nasib yang seburuk itu. Berbagai-bagai sumpah timbul dalam hatinya terhadap kepada segenap laki-laki yang tidak berbudi, yang menyangka bahwa perempuan diadakan di atas dunia ini hanyalah guna menyenangkan hati dan hawa nafsu laki-laki saja.” ABDOEL MOEIS adalah sastrawan, wartawan, dan politikus. Ia salah seorang pengurus besar Sarekat Islam dan pernah menjadi anggota Volksraad sebagai perwakilan Sarekat Islam. Ia adalah orang pertama yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Sukarno pada 30 Agustus 1959. Spesifikasi Produk PertemuanJodoh AbdoelMoeis Fiksi Sastra Novel BalaiPustaka KPGXBalaiPustaka PenerbitKPG
Menuliscerpen karena lebih singkat dari novel, gagasan yang bisa selesai sekali duduk, biasanya saya tidak memerlukan persiapan khusus. Bisa di sela
PENDAHULUAN Latar Belakang Hadirnya suatu karya sastra tentunya agar dinikmati oleh para pembaca. Untuk dapat menikmati sebuah karya secara sungguh-sungguh dan baik diperlukan seperangkat pengetahuan akan karya sastra. Tanpa pengetahuan yang cukup penikmatan akan sebuah karya hanya bersifat dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman yang dunia kesusastraan selalu identik dengan penjiwaan baik itu dari tingkat emosi pengarang maupun dari penikmat karya sastra. Hasil karya sastra tertentu merupakan hasil khayalan pengarang yang sedang mengalami keadaan jiwa tertentu Hardjana, 1981 65. Dari sinilah dapat kita simpulkan bahwa karya sastra merupakan sebuah bentukan out put dari proses pemikiran imajinatif pengarang dalam mengapresiasi untuk menjadi sesuatu yang estetik. Karya sastra saat ini sangat banyak dinikmati masyarakat Indonesia dari dulu hingga sekarang. Karya sastra prosa fiksi dibagi menjadi 3 yaitu roman, novel, dan cerpen. Namun, pada makalah ini yang kami bahas adalah roman. Roman adalah bentuk prosa baru berupa cerita fiksi yang masuk golongan cerita panjang dan isinya menceritakan kehidupan seseorang atau beberapa orang yang dihubungkan dengan sifat atau jiwa mereka dalam menghadapi lingkungan hidupnya. Roman merupakan suatu jenis karya sastra yang merupakan bagian dari epik panjang. Kami menganalisis roman yang berjudul Pertemuan Jodoh karangan Abdoel Moeis. Kami menganalisis roman tersebut dari segi unsur intrinsik, ekstrinsik, aliran kepengarangan serta sinopsis dari roman tersebut. pertemuan Jodoh karya Abdoel Moeis ini termasuk dalam roman bertendensi dan terbit pertama kali tahun 1932. Pada saat itu percintaan antara seorang keturunan bangsawan dan seseorang dari keturunan biasa dapat dianggap aneh dan bahkan tabu. Disamping itu, pengetahuan akan unsur-unsur yang membentuk karya sastra pun sangat diperlukan untuk memahami karya sastra secara menyeluruh. Tanpa pengetahuan akan unsur-unsur yang membangun karya sastra, pengetahuan kita akan dangkal dan hanya terkaan saja sifatnya, jika pengetahuan dengan cara demikian, maka maksud dan makna yang disampaikan pengarang kemungkinan tidak akan tertangkap oleh pembaca. Unsur-unsur karya sastra tersebut adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang ada dalam tubuh karya sastra itu sendiri yang meliputi tema, alur, setting, penokohan, dan sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berbeda diluar tubuh karya sastra yang meliputi adat istiadat, agama, politik, situasi zaman. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sinopsis dari roman pertemuan jodoh karangan Abdoel Moeis? 2. Apa saja unsur instrinsik yang terkandung dalam roman pertemuan jodoh? 3. Apa saja unsur ekstrinsik yang terkandung dalam roman pertemuan jodoh? 4. Bagaimana kepengarangan roman pertemuan jodoh? 5. Aliran kepengarangan apa yang digunakan Abdoel Moeis cerita pada roman pertemuan jodoh? Tujuan Pembahasan Adapun tujuan dari analisis roman ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang ringkasan cerita atau sinopsis roman pertemuan jodoh, mengetahui dan memahami unsur intrinsik, unsur ekstrinsik serta kepengarangan roman pertemuan jodoh. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. 1. Manfaat Teoretis yaitu Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan mengenai teori analisis roman dalam sebuah karya prosa fiksi. Analisis ini juga diharapkan mampu memberi sumbangan dalam teori sastra dan teori psikologi dalam mengungkap roman Pertemuan Jodoh karangan Abdoel Moeis. 2. Manfaat Praktis yaitu secara praktis analisis roman ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk lebih memahami isi cerita dalam roman pertemuan jodoh terutama kondisi kejiwaan para tokoh dan konflik yang dihadapi dengan pemanfaatan lintas disiplin ilmu yaitu psikologi dan sastra. BAB II KAJIAN TEORITIS Pengertian Prosa Fiksi Sesuatu yang tidak dapat kita tinggalkan dalam menganalisis karya sastra yang berbentuk prosa adalah pengertian dari prosa itu sendiri. Menurut M. Saleh Saad yang dimaksud dengan prosa fiksi adalah banruk cerita atau prosa kisaham yng mempunyai pemeran lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal imajinasi, Chamidah, dkk 1986 memberi pengertian bahwa prosa fiksi adalah cerita hasil olahan pengarang berdasarkan pandangan, tafsira, serta penilaian tentang peristiwa yang pernah terjadi dalam suatu peristiwa yang pernah terjadi atau peristiwa yang berlangsung dalam khayal pengarang apa saja, Aminuddin 1995 menambahkan bahwa prosa fiksi adalah cerita atau lukisan yang diemban oleh pelaku pelaku tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga terjalin suatu cerita, Yacob Sumarjo 1988, 53 menyatakan bahwa posisi fiksi bermula dari kenyataan yangt kemudian diolah menjadi cerita rekaan yang tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Secara hakiki atau esensial prosa fiksi atau cerita rekaan tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut 1 bercerita, sehingga bersifat naratif atau menyuguhkan cerita dengan cerita ”To tell a story”. 2 cerita rekaan itu sebuah rekaan, sebuah fiksi, sehingga cerita rekaan adalah suatu karya fiktif dan imajinatif, dan 3 cerita rekaan disusun dalam bentuk prosa, sehingga cerita rekaan adalah cerita prosa ”A narative prosa”. Dalam dunia fiksi terdapat juga kebenaran seperti halnya kebenaran dalam dunia nyata. Namun ada perbedaan kebenaran dalam dunia fiksi dengan kebenaran di dunia nyata. Kebenaran dalam dunia fiksi adalah kebenaran yang sesuai dengan keyakinan pengarang, kebenaran yang telah diyakini ”keabsahannya”. Wellek & Werren, 1989 ; 278-9 Dalan Nurgiantoro, 2005;6 mengemukakan bahwa realitas dalam karya fiksi merupakan ilusi kenyataan dan kesan yang meyakinkan yang ditampilkan namun tidak selalu menyatakan kenyataan sehari-hari. Unsur intrinsik karya sastra Cerita rekaan merupakan sebuah totalitas yang bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, cerita rekaan merupakan bagian-bagian, unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya secara erat. Unsur pembangun karya fiksi tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Pembagian yang dimaksud adalah unsur intrinsik yang terdiri dari yang meliputi tema, alur, setting, penokohan, dan sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar tubuh karya sastra yang meliputi adat istiadat, agama, politik, situasi zaman, dan tata nilai yang dianut masyarakat. Dalam pembahasan kali ini hanya dibicarakan unsur intrinsik karya fiksi. Unsur intrinsik karya sastra, antara lain Amanat adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap hidup. Plot/Alur adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir. Tahap-tahap alur, antara lain 1. Tahap perkenalan/Eksposisi adalah tahap permulaan suatu cerita yang dimulai dengan suatu kejadian, tetapi belum ada ketegangan perkenalan para tokoh, reaksi antarpelaku, penggambaran fisik, penggambaran tempat 2. Tahap pertentangan /Konflik adalah tahap dimana mulai terjadi pertentangan antara pelaku-pelaku titik pijak menuju pertentangan selanjutnya. Konflik ada dua yaitu a konflik internal adalah konflik yang terjadi dalam diri tokoh. b konflik eksternal adalah konflik yang terjadi di luar tokohkonflik tokoh dengan tokoh, konflik tokoh dengan lingkungan, konflik tokoh dengan alam, konlik tokoh denganTuhan dll. 3. Tahap penanjakan konflik/Komplikasi adalah tahap dimana ketegangan mulai terasa semakin berkembang dan rumit nasib pelaku semakin sulit diduga, serba samar-samar. 4. Tahap klimaks adalah tahap dimana ketegangan mulai memuncak perubahan nasip pelaku sudah mulai dapat diduga, kadang dugaan itu tidak terbukti pada akhir cerita. 5. Tahap penyelesaian adalah tahap akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Ada pula yang penyelesaiannya diserahkan kepada pembaca, jadi akhir ceritanya menggantung, tanpa ada penyelesaian. Macam-Macam Alur 1. Alur maju adalah peristiwa –peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir/masa kini menuju masa datang. 2. Alur mundur/Sorot balik/Flash baca adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian penutup diutarakan terlebih dahulu/masa kini, baru menceritakan peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan/masa lalu salah satu tokoh. 3. Alur gabungan/Campuran adalah peristiwa-peristiwa pokok diutarakan. Dalam pengutararaan peristiwa-peristiwa pokok, pembaca diajak mengenang peristiwa-peristiwa yang lampau,kemudian mengenang peristiwa pokok dialami oleh tokoh utama lagi.. Latar/Setting Latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita. Macam-macam latar yaitu 1 Latar tempat adalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi di sekolah, di kota, di ruangan dll. 2 Latar waktu adalah kapan cerita itu terjadi pagi, siang,malam, kemarin, besuk dll. 3 Latar suasana adalah dalam keadaan dimana cerita terjadi. sedih, gembira, dingin, damai, sepi dll. Tema Menurut Sudjiman 1988;50 menyatakan bahwa tema adalah gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasari suatu karya. Menurut Eddi 1991;209 tema merupakan yang menjadi dasar sebuah karangan. Stantin dan Kenni dalam Nurgiyantoro, 2005;67 tema merupakan makna yang terkandung di dalam sebuah cerita sedangkan Brooks an Werren dalam Tarigan. 1984; 125 menyatakan bahwa tema merupakan dasar atau maksud cerita dengan kata lain Suhariyanto 1982; 28 manyatakan bahwa tema dalah masalah pokok yang mendominasi suatu karya sastra. Sebagai tokoh cerita tema pada hakikatnya banyak mengangkat masalah-masalah kehidupan. Sehingga untuk menafsirkan sebuah tema cerita rekaan pembaca harus memahami ilmu-ilmu humanitas. Pada perkembangannya tema ada dua yakni tema pokok dan sub tema. Untuk mengetahui tema pokok pembaca harus banyak menelaah masalah apa yang banyak dibicarakan. Tokoh dan Penokohan Tokoh dan penokohan merupakan hal penting untuk sebuah keutuhan karya fiksi. Karena tokoh dan penokohan akan memberikaqn warna tersendiri dalam sebuah karya fiksi. Tokoh sebagai pelaku cerita adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan berujud manusia walaupun ada binatang maupun benda yang diinsankan. Tokoh sebagai unsur cerita fiksi rekaan semata-mata jadi harus ada relevasi tokoh dengan pembaca. Bahkan banyak tokoh cerita yang menjadi pujaan pembaca, masyarakat, sehingga kehadirannya dalam cerita rekaan dirasakan dan dialami pula oleh pembaca. Ada tiga cara untuk melukiskan watak tokoh yaitu a Analitik adalah pengarang langsung menceritakan watak tokoh. b Dramatik adalah pengarang melukiskan watak tokoh dengan tidak langsung. Bisa melalui tempat tinggal,lingkungan,percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, fisik dan tingkah laku, komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran tokoh. c Campuran adalah gabungan analitik dan dramatik. Pelaku dalam cerita dapat berupa manusia , binatang, atau benda-benda mati yang diinsankan. Selain itu, pelaku atau tokoh dibagi menjadi beberapa peran antara lain § Pelaku utama adalah pelaku yang memegang peranan utama dalam cerita dan selalu hadir/muncul pada setiap satuan kejadian. § Pelaku pembantu adalah pelaku yang berfungsi membantu pelaku utama dalam bertindak sebagai pahlawan mungkin juga sebagai penentang pelaku utama. § Pelaku protagonist adalah pelaku yang memegang watak tertentu yang membawa ide kebenaran.jujur,setia,baik hati dll. § Pelaku antagonis adalah pelaku yang berfungsi menentang pelaku protagonis penipu, pembohong dll. § Pelaku tritagonis adalah pelaku yang dalam cerita sering dimunculkan sebagai tokoh ketiga yang biasa disebut dengan tokoh penengah Sudut Pandang Sudut pandang merupakan posisi pengarang terhadap peristiwa-peristiwa dalam cerita sudut pandang point of view menyaran pada pada sebuah cerita yang dikisahkan. Ia merupakan cara dan pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca Abrams, 1981;142 dalam Nurgiyantoro, 2005; 248. Dalam cerita rekaan sudut pandang dianggap sebagai salah satu unsur fiksi yang penting dan menentukan. Sebelum pengarang menulis cerita mautidak mau ia harus menentukan untuk memilih sudut pandang tertentu. Pemilihan sudut pandang menjadi penting karena hal itu tak hanya berhubungan dengan masalah gaya saja, akan tetapi bentuk-bentuk retorika bdan garmatika juga berpengaruh. Macam-macam Sudut Pandang Secara umum sudut pandang dapat di bedakan menjadi tiga yaitu sudut pandang persona ketiga, persona kedua dan sudut pandang campuran. 1. Sudut pandang persona orang tokoh cerita”dia” Dalam sudut pandang ini narator adalah seorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebutkan nama atau kata gantinya ; ia, dia, mereka. Sudut pandang dia dan kata gantinya dapat dibedakan ke dalam golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya. Di satu pihak pengarang, narator, dapat bebas menceritakan segala sesuatu yang berhubungan dengan tokoh ”dia” jadi bersifat maha tahu, dilain pihak ia terikat, mempunyai keterbatasan ”pengertiain” terhadap tokoh ”dia” yang diceritakan itu, jadi bersifat terbatas, hanya selaku pengamat saja. 2. Sudut pandang persona pertama ”Aku” Dalam sudut pandang ini narator adalah seorang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ”Aku” tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya. Si ”Aku” tentu saja mempunyai nama, namun karena ia mengisahkan pengalaman sendiri, nama itu jarang tersebut. Penyebutan nama si ”Aku” mungkin justru berasal ari ucapan tokoh lain yang bagi si ”aku” merupakan tokoh ”dia”. Dalam sudut pandang ini adalah sudut pandang yang bersifat internal maka jangkauannya terbatas. Narator hanya bersifat maha tahu bagi dirinya sendiri dan tidak terhadap orang lain. Sudut pandang ini kalau dilihat dari peran kedudukan si ”Aku” dalam cerita, si ”aku” mungkin jadi tokoh utama dan mungkin juga jadi tokoh tambahan. 3. Sudut pandang campuran Pengarang sudut pandang yang bersifat campuran itu di dalam sebuah cerita rekaan, mungkin berupa penggunaan sudut pandang persona ketiga dengan teknik ”dia” mahatahu dan ”dia” sebagai pengamat, persona pertama dengan teknik ”aku” sebagai tokoh utama dan ”aku” tambahan, bahkan dapat berupa campuran antara persona pertama dan ketiga, antara ”aku” dan ”dia” sekaligus Nurgiyantoro, 2005;2006. Unsur Ekstrinsik Karya Sastra unsur-unsur yang berada di luar novel. tetapi secara tidak langsung mempengaruhi system organisme karya sastra. Secara lebih spesifik, unsur ekstrinsik sebuah karya sastra bisa dibilang sebagai unsur yang membangun sebuah karya sastra. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik karya sastra tetap harus diperhatikan sebagai sesuatu yang penting. Beberapa unsur ekstrinsik novel di antaranya Sejarah pengarang, biasanya sejarah pengarang berpengaruh pada cerita yang dibuatnya. Situasi dan Kondisi, secara langsung atau tidak langsung berpengaruh pada hasil karya. Nilai-nilai dalam cerita Dalam sebuah karya sastra terkandung nilai-nilai yang disisipkan oleh pengarang. Nilai-nilai itu antara lain Nilai Moral, yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan baik dan buruk. Nilai Budaya, yaitu konsep masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia misalnya adat istiadat, kesenian, kepercayaan, upacara adat. Nilai Sosial, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan norma-norma dalam kehidupan masyarakat misalnya, saling memberi, menolong, dan tenggang rasa. Nilai Estetika, yaitu nilai yang berkaitan dengan seni, keindahan dalam karya sastra tentang bahasa, alur, tema. Aliran Atau Isi Prosa Fiksi Sastra fiksi baik itu roman, novel maupun cerita pendek pada umumnya merupakan gambaran pengalaman ahir dan bathin si pengarang Sutresna, 2006 42. Setiap orang termasuk pengarang sebagai anggota masyarakat masing-masing mempunyai pengalaman hidup yang berbeda-beda baik itu pengalaman lahir maupun bathinnya. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalu masing-masing pengarang mempunyai kegemaran, keinginan, perasaan, dan pemikiran yang berbeda-beda pula. Sehubungan dengan hal itu, perlu disadari bahwa pengarang adalah subyek yang memiliki eksistensi tersendiri, baik pada hal-hal yang bersifat eksternal maupun internal. Tiap-tiap keberadaan individu pengarang yang berbeda inilah menyebabkan wujud dan isi karya sastranya akan menjadi berbeda. Menurut Sutresna dalam bukunya prosa fiksi, aliran-Aliran dalam karya sastra antara lain § Aliran realisme ialah aliran yang ingin mengemukakan kenyataan, barang yang lahir lawan batin. Sifatnya harus obyektif karena pengaranag melukiskan dunia kenyataan. Segala-galanya digambarkan seperti apa yang tampak, tak kurang tak lebih. Rasa simpati dan antipati pengarang terhadap obek yang dilukiskannya, tak boleh disertakannya. Dengan perkataan lain, pengarang dalam ceritanya itu tidak ikut bermain, dia hanya penonton yang obyektif. § Aliran naturalisme ingin melukiskan keadaan yang sebenarnya, sering cenderung kepada lukisan yang buruk, karena ingin memberikan gambaran nyata tentang kebenaran. Untuk melukiskan kejelekan masyarakat, pengarang naturalis tidak segan-segan melukiskan kemesuman. Emelia Zola seorang pengarang naturalis Perancis yang paling besar di zamannya. Sering lukisannya dianggap melampaui batas kesopanan sehingga seolah-olah tidak ada lagi batas-batas ukuran susila dan ketuhanan padanya. § Determinisme ialah cabang aliran naturalisme, bias diartikan paksaan nasib’. Tetapi bukan nasib yang ditentukan oleh keadaan masyarakat sekitar seperti kemiskinan, penyakit, penyakit keturunan, kesukaran karena akibat peperangan, dan sebagainya. Yang menjadi soal dalam karangan-karangan aliran ini ialah penderitaan seseorang jahatkah, melaratkah, menderita karena penyakit keturunan, bukan karena Tuhan sudah menakdirkan dia harus hidup demikian, melainkan sebagai akibat masyarakat yang bobrok. Masyarakat yang bobroklah yang melahirkan manusia-manusia seperti itu. Cara pengarang melukiskan juga naturalistic. § Pengarang impresionistis melahirkan kembali kesan atas sesuatu yang dilihatnya. Kesan itu biasanya kesan sepintas takkan melukiskannya sampai mendetail, sampai kepada yang sekecil-kecilnya seperti dalam aliran realisme atau naturalisme sipaya ketegasan, spontanitas penglihatan, dan perasaan mula pertama tetap tak hilang. Lukisan seperti itulah lukisan beraliran impresionisme. § Aliran romantic mengutamakan rasa, sebagai lawan aliran realisme. Pengarang romantis mengawan kea lam khayal, lukisannya indah membawa pembaca kea lam mimpi. Yang dilukiskannya mungkin saja terjadi, tetapi semua dilukiskan dengan mengutamakan keharuan rasa para pembaca. Bila seseorang berada dalam keadaan gembira, maka suasana sekitarnya harus pula memperlihatkan suasana yang serba gembira, hidup, berseri-seri. Demikian juga sebaliknya. Kata-katanya pilihan dengan perbandingan-perbandingan yang muluk-muluk. § Aliran mistisme adalah dalam aliran ini terasa ciptaan yang bernapaskan rasa ketuhanan. Pengarang selalu mencari dan mendekatkan dirinya kepada Zat Yang Mahatinggi. Aliran ini melahirkan ciptaan yang didasarkan pada ketuhanan, pada filsafat, dan alam gaib. Contohnya dapat dilihat pada karangan-karangan Hamzah Fansuri pujangga lama, Amir Hamzah Pujangga baru, Taslim Ali Angkatan 45. § Aliran realitasnya bercampur angan-angan, mala angan-angan amat mempengaruhi bentuk lukisan. Di dalamnya ada pernyataan jiwa, pemasakan dalam jiwa. Kalau dalam film semua hal gerak-gerik, suara, musik, pemandangan dapat dinyatakan serentak, maka di dalam tulisan, hal-hal seperti itu harus dinyatakan satu demi satu. Itu sebabnya, lukisan tampak melompat-lompat dari yang satu kepada yang lain, justru untuk menyatakan keseluruhan itu sekaligus. § Aliran surrealisme ialah aliran yang mengemukakan realitasnya kenyataan bercampur angan-angan. Angan-angan seorang pembuat karya sastra akan mempengaruhi bentuk dan arti karya sastra yang dibuatnya karena didalamnya terdapat pernyataan jiwa. § Aliran melankolis merupakan aliran karya sastra dengan karya-karya penuh warna muram, sendu, kehidupan yang getir dan tragis, sarat ratapan dan rintihan. Kisah cinta klasik, drama-drama dalam film India, cerita-cerita dengan tema kemiskinan, kemalangan hidup dan penderitaan termasuk melankholisme. § Aliran Ironisme merupakan aliran yang mementingkan nada mengejek, kadang terus terang, kadang melalui sindiran-sindiran. Bisa juga, karya itu sebenarnya merupakan kritik tajam terhadap kondisi sosial atau perilaku tokoh tertentu. § Aliran ekspresionisme adalah aliran dalam karya seni, yang mementingkan curahan batin atau curahan jiwa dan tidak mementingkan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang nyata . Ekspresi batin yang keras dan meledak-ledak. BAB III PEMBAHASAN A. Ringkasan Roman Pertemuan Jodoh Ketika perjalanan menuju Bandung dengan menggunakan kereta api. Secara tidak sengaja, seorang pemuda mempersilahkan tempat duduknya kepada Ratna karena tempat duduk yang lain telah penuh. Pemuda itu bernama Suparta, seorang pelajar dari STOVIA Jakarta. Ratna sendiri kini bersekolah di Frobelkweeschool. Mereka pun berkenalan satu sama lain. Ternyata, perkenalan itu membuat mereka saling menanam benih- benih cinta diantara masing-masing. Liburan tiba, Suparta mengajak Ratna untuk pergi mengunjungi rumahnya di Sumedang. Ternyata, Suparta ingin memperkenalkan Ratna pada kedua orang tuanya. Akan tetapi, Nyai Raden Tedja Ningrum tidak begitu bersahabat terhadap Ratna setelah tahu bahwa Ratna berasal dari keturunan orang biasa dan bukan seorang bangsawan. Selama disana, Ratna selalu disinggung oleh Ibu Suparta tentang calon istri Suparta yaitu Nyai Raden Siti Halimah yang tidak lain ialah teman sekelasnya di Frobelkweeschool. Mendengar hal itu Ratna merasa sakit hati Sejak saat itu, Ratna tersinggung dan kecewa terhadap Suparta. ia pun mencoba untuk melupakannya. Sayang, kesedihannya tidak berhenti disitu, ia pun harus putus sekolah karena usaha pembakaran kapal milik ayahnya , Tuan Atmaja bangkrut. Ia pun berusaha untuk mencari pekerjaan. Akhirnya, ia diterima menjadi pramusaji di sebuah toko. Disamping gajinya untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari, juga ia pergunakan untuk membiayai sekolah adiknya. Malang bagi Ratna, belum lama bekerja di toko tersebut. Ia pun harus di PHK, begitupun dengan para pekerja yang lain. Toko itu harus ditutup atas perintah pengadilansebab ada sesuatu yang belum terpenuhi. Namun, Ratna tidak putus asa. Ia mencoba untuk tetap tabah dan mencari pekerjaan yang lain. Pernah, ia melamar pekerjaan ke kantor advokat, namun tidak berhasil dikarenakan pimpinan advokatnya itu selalu menggodanya. Tanpa disengaja, Ratna lewat di depan rumah mewah milik Nyonya dan Tuan Kornel. Ia pun mencoba melamar pekerjaan dan akhirnya ia diterima sebagai ibu rumahtangga Nasib malang harus diterima Ratna lagi, salah seorang pembantu lain, Jene memfitnah bahwa Ratna telah mencuri perhiasan milik Nyonya Kornel. Ratna pun dilaporkan ke Polisi oleh Nyonya Kornel, sehingga ia ditangkap. Ratna yang merasa tidak melakukannya, bergegas melarikan diri ketika polisi yang menjaganya tertidur lelap. Ia melarikan diri dengan cara terjun ke Sungai Kwitang. Untung saja, nyawanya berhasil diselamatkan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Beruntung bagi Ratna, sebab tepat waktu itu ia dirawat oleh kekasihnya sendiri, Suparta. Kini, Suparta telah berprofesi menjadi dokter tetap di rumah sakit itu. Betapa gembiranya Suparta bertemu dengan Ratna di rumah sakit. Sebab sampai saat ini, dia sudah mencari Ratna kemana- mana namun tidak berhasil. Kini, Ibu Suparta sudah menerima keadaan Ratna apa adanya. Sayang, Ratna sendiri hilang bagai ditelan bumi. Beberapa tempat telah dicari oleh Suparta. Bahkan dia pergi ke Tagogapu, rumah orang tua Ratna tapi Ratna tidak ada di sana. Kemudian, Suparta pergi ke Kebon Sirih atas saran orang tua Ratna yang memberitakan kalau Ratna tinggal disana. Ternyata, kedatangan Suparta telah terlambat sebab saat itu Ratna dan adiknya sudah berangkat ke Jakarta. Suparta pun sampai putus asa mencari kesana- sini. Beruntung baginya, tiba- tiba saja ia bertemu Ratna yang sedang terluka di rumah sakit Ratna menceritakan semua kejadian yang terjadi, sehingga ia bisa sampai di rumah sakit. Dokter Suparta pun berusaha keras menolong kekasihnya itu. Dia mencari seorang pengacara guna menemani Ratna di pengadilan atas tuduhan pencurian perhiasaan milik Nyonya Kornel. Setelah diadili, ternyata Ratna tidak bersalah melainkan Amat yang mencuri perhiasan itu. Amat adalah kekasih Jene. Jene tidak dihukum melainkan Amat yang dihukum. Pengadilan itu juga telah mempertemukan Ratna dengan adiknya, Sudarma. Kini Sudarma menjadi schatter pegadaian di Purwakarta yang saat itu bertindak sebagai saksi mata atas kejadian itu. Oleh Suparta dan adiknya, Ratna disuruh beristirahat di paviliun yang bernama Bidara Cina. Hanya Suparta dan Sudarma yang diperkenankan memeriksa kesehatan Ratna. Setelah Ratna sehat, Dokter Suparta melamar Ratna. Akhirnya, mereka pun menikah namun pestanya dilaksanakan di rumah Sudarma. Setelah menikah, mereka berdua kembali ke Tagogapu untuk tinggal di rumah tuan atmaja. Rumah itu dibangun atas bantuan Suparta sebagai hadiah perkawinan mereka. B. Unsur Intrinsik 1. Tema Tema dari roman Pertemuan Jodoh adalah kisah percintaan antara bangsawan dan orang pribumi. Roman ini mengisahkan tentang hubungan antara Suparta dengan Ratna yang awalnya tidak disetujui oleh Ibu Suparta. Ketidaksetujuan tersebut disebabkan oleh perbedaan keturunan perbedaan derajat. Namun pada akhirnya Ibunda Suparta menyetujui hubungan mereka berdua. 2. Alur Plot Roman Pertemuan Jodoh menggunakan alur maju. Cerita dimulai dari pengenalan tokoh, timbulnya masalah, puncak konflik, dan diakhiri dengan penyelesaian. - Pengenalan tokoh Suparta adalah anak seorang bangsawan. Dia kuliah di Top Opleiding Voor Indische Artsn, nama sekolah Dokter sebelum dijadikan sekolah tinggi di zaman Hindia Belanda. Ratna adalah gadis pribumi yang menjalin hubungan dengan Suparta. Ratna kuliah di Sekolah Rakyat. Ratna dan Suparta pertama kali bertemu di kereta dari Jakarta hendak ke Bandung. Mulai dari situlah hubungan mereka terjalin. - Timbulnya masalah Setelah Ratna dipertemukan dengan Ibu Suparta yang bernama Nyai Raden Teja Ninrum, Teja Ningrum tidak merestui hubungan mereka berdua karena Ratna bukan keturunan orang Bangsawan. - Puncak Konflik Sejak hubungan Ratna dan Suparta tidak disetujui oleh pihak Suparta, Ratna tersinggung dan kecewa terhadap Suparta. ia pun mencoba untuk melupakannya. Sayang, kesedihannya tidak berhenti disitu, ia pun harus putus sekolah karena usaha pembakaran kapal milik ayahnya , Tuan Atmaja bangkrut. - Penyelesaian Konflik Ketika Ratna terkena musibah dan masuk rumah sakit, di sanalah Ia bertemu kembali dengan Suparta, mantan kekasihnya. Sejak itulah mereka menjalin hubungan yang sempat terpisah. Seiring berjalannya waktu sang Ibu Suparta pun merestui hubungan merka berdua. 3. Tokoh dan Penokohan - Ratna Perempuan terpelajar, baik, pekerja keras, dan sabar menghadapi segala macam cobaan. - Suparta Pemuda terpelajar, bijaksana, dan berprofesi sebagai dokter. Dia adalah kekasih Ratna. - Ayah Suparta Seorang bangsawan yang selalu memegang adat istiadat. - Ny. Raden Tedja Ningrum Ibu kandung Suparta. Seorang bangsawan yang selalu membanggakan kekayaannya. - Ny Raden Siti Halimah Wanita pilihan Ibu Suparta. - Tn. Dan Ny. Kornel Orang Belanda yang kaya dan rendah hati. - Jene Pembantu yang bekerja di rumah orang Belanda. Dia mempunyai perangai yang buruk. - Amat pacar Jene yang memilki sifat tidak tanggung jawab terhadap kesalahannya telah mencuri kalung 4. Sudut Pandang Roman Pertemuan Jodoh menggunakan sudut pandang orang ketiga. Abdul Muis menceritakan ceritanya menggunakan nama pemeran tokoh-tokoh dalam roman tersebut. 5. Latar dan Tempat Kejadian a Tempat terjadinya peristiwa di daerah Pasundan, Jawa Barat. Hal itu terlihat dari - Di stasiun kereta api Padalarang pada saat Ratna berangkat ke Bandung. - Di kereta api Ratna bertemu dan berkenalan dengan Suparta saat ia dipersilakan duduk oleh Suparta. - Di rumah Suparta Sumedang saat Ratna dikenalkan oleh Suparta kepada ibunya. - Sekolah Ratna Bandung keseharian Ratna menjalani kehidupannya selama ia menuntun ilmu keguruan. - Sekolah Suparta , yaitu STOVIA Jakarta keseharian Suparta dalam menjalani kehidupannya menuntun ilmu kedokteran. - Di rumah Ratna Tagogapu setelah Ratna menikah dengan Suparta, mereka tinggal di rumah itu. - Di rumah Tn. & Ny. Kornel saat Ranta bekerja sebagai pembantu rumah tangga. - Di toko saat Ratna bekerja sebagai pramusaji. b Suasana yang tergambar dalam roman Pertemuan Jodoh yaitu - Menyedihkan hal itu terlihat saat hubungan Ratna dan Suparta tidak disetujui oleh ibu Suparta karena perbedaan status. Selain itu, kesedihan juga tampak pada saat keluarga Ratna mengalami kebangkrutan dan Ia harus putus kuliah. Oleh sebab itu, ia pun bekerja di sebuah toko sebagai pramusaji. Tetapi, lama –kelamaan toko itu pun bangkrut dan Ratna harus di PHK. Kemudian, karena ia ingin membantu orang tua dan adiknya, Ratna pun bekerja menjadi pembantu rumah tangga di rumah Tn. & Ny. Kornel. Namun, selama ia bekerja di sana, ia selalu difitnah oleh teman sekerjanya yang bernama Jane. Jane memfitnah Ratna telah mencuri kalung milik Ny. Kornel. Oleh sebab itulah, Ratna pun masuk penjara. - Menegangkan hal itu terlihat saat Ratna melarikan diri dari penjara dan terjun ke sungai Kwitang untuk menyelamatkan diri dari kejaran polisi. Oleh karena itu, Ratna pun masuk rumah sakit. - Membahagiakan hal itu terlihat saat Ratna bertemu kembali dengan Suparta di rumah sakit. Suparta merupakan dokter di rumah sakit itu. Oleh karena itu, supartalah yang merawat Ratna sehingga hubungan mereka pun terjalin kembali sebagai sepasang kekasih. Selain itu, hubungan mereka pun sudah mendapat restu dari ibu Suparta. Suparta dan Ratna pun menikah dan hidup bahagia. 6. Amanat - Tidak membeda-bedakan derajat manusia, manusia diciptakan Tuhan dengan derajat yang sama, yang penting manusia itu mempunyai moral yang baik. Sikap rendah hati dan tidak sombong yang dimiliki Suparta. - Tidak selalu menuruti keinginan orang lain termasuk ibunya. Suparta hormat pada ibunya, namun pendapat Suparta bertentangan dengan ibunya dalam memilih jodoh. Suparta mempunyai prinsip hidup sendiri, asalkan baik, boleh tetap dijalankan. - Ketekunan Suparta dalam belajar, walaupun ia mengalami patah hati putus cinta dengan Ratna. Suparta tetap tekun belajar dan akhirnya menjadi dokter. - Kesabaran dan keteguhan hati Suparta dalam menanti gadis pujaannya Ratna, juga menanti kepulihan Ratna dari tekanan hidup yang dialaminya. - Kerendahan hati Ratna dan ketidakputusasaannya dalam mempertahankan hidup. Ratna tidak gengsi menerima pekerjaan sebagai pembantu untuk mempertahankan hidup dan membantu biaya sekolah adiknya. - Tidak dendam dan membalas sikap orang yang telah menyakitinya. Ratna difitnah teman kerjanya Jene dan dituduh mencuri. - Dengan kesabaran, keteguhan hati dan sifat yang tidak mudah putus asa akhirnya keduanya Ratna dan Suparta memperoleh kebahagiaan. 7. Gaya Bahasa Gaya bahasa yang terkandung dalam karya sastra roman pertemuan jodoh karangan Abdoel Moeis, antara lain - Metafora “ jinak-jinak burung merpati”. halaman 16 “ …..bagaikan air embun ditimpa cahaya matahari”. halaman 12 - Hiperbola “ kongkongan itu ada kalanya terkjalin dari pada benang sutra dan bunga-bungaan yang harum sedap baunya………” halaman 21 “ ......mengajuk lautan kehidupan “. halaman 22. - Personifikasi “ …..seolah-olah tergelincir dari rel yang lurus”. halaman 24 - Perumpamaan “ …..tapi berhati jujur dan tidak sekali-kali suka berminyak air”. halaman 26 C. Unsur Ekstrinsik 1. Latar belakang penciptaan karya sastra Roman Pertemuan Jodoh berasal dari luar diri pengarang, karena pada roman ini pengarang hanya sebagai sudut pandang orang ketiga. Pengarang menceritakan karya sastra pertemuan jodoh ini mengisahkan cerita kehidupan masyarakat pada zaman itu. 2. Sejarah dan latar belakang pengarang Abdoel Moeis lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatera Barat, 3 Juli – wafat di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun adalah seorang sastrawan dan wartawan Indonesia. Pendidikan terakhirnya adalah di Stovia sekolah kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta akan tetapi tidak tamat. Ia juga pernah menjadi anggota Volksraa. Setelah menyelesaikan pelajarannya di sekolah rendah Belanda di Bukit tinggi ia melanjutkan pelajaran di Stovia, tetapi tidak sampai selesai. Kemudian, ia mejadi wartawan di Bandung. Dengan mengetengahkan tokoh Ratna dalam roman Pertemuan Jodoh, Abdoel Moeis mengkritik perjodohan dan kesetaraan derajat. Dalam roman tersebut masalah adat masih disinggung-singgungnya, bahkan di kritiknya tajam sekali. 3. Kondisi Masyarakat Saat Karya Sastra Diciptakan Pengarang menciptakan roman ini berdasarkan kehidupan sosial masyarakat pada masa itu, yaitu tentang kesetaraan derajat dan perjodohan. 4. Nilai moral - Tidak membeda-bedakan derajat manusia, manusia diciptakan Tuhan dengan derajat yang sama, yang penting manusia itu mempunyai moral yang baik. Sikap rendah hati dan tidak sombong yang dimiliki Suparta. - Tidak selalu menuruti keinginan orang lain termasuk ibunya. Suparta hormat pada ibunya, namun pendapat Suparta bertentangan dengan ibunya dalam memilih jodoh. Suparta mempunyai prinsip hidup sendiri, asalkan baik, boleh tetap dijalankan. - Kesabaran dan keteguhan hati Suparta dalam menanti gadis pujaannya Ratna, juga menanti kepulihan Ratna dari tekanan hidup yang dialaminya. - Kerendahan hati Ratna dan ketidakputusasaannya dalam mempertahankan hidup. Ratna tidak gengsi menerima pekerjaan sebagai pembantu untuk mempertahankan hidup dan membantu biaya sekolah adiknya. - Tidak dendam dan membalas sikap orang yang telah menyakitinya. Ratna difitnah teman kerjanya Jene dan dituduh mencuri. - Dengan kesabaran, keteguhan hati dan sifat yang tidak mudah putus asa akhirnya keduanya Ratna dan Suparta memperoleh kebahagiaan. 5. Nilai pendidikan Ketekunan Suparta dalam belajar, walaupun ia mengalami patah hati putus cinta dengan Ratna. Suparta tetap tekun belajar dan akhirnya menjadi dokter. 6. Nilai sejarah Diskriminasi kelas sosial di cerita ini sangat terlihat. Contohnya perbedaan terhadap bangsa pribumi dan bangsawan. Di kalangan pribumi pun terjadi diskriminasi terhadap masyarakatnya sendiri. Selain itu, terlihat juga bahwa cerita tersebut mengisahkan sejarah Indonesia dan kehidupan masyaraktnya pada zaman itu. 7. Relevansi dengan zaman sekarang. Dalam roman Pertemuan Jodoh, banyak menceritakan tentang perjodohan dan kesetaraan derajat antara orang bangsawan dan pribumi. Pada zaman ini, hal tersebut dipandang tidak lumrah. Saat ini perjodohan tidak dilakukan oleh masyarakat. Selain itu, masyarakat berpandangan bahwa manusia itu sama di mata Tuhan. D. Aliran Isi Roman Pertemuan Jodoh Isi fiksi pada roman pertemuan jodoh karangan Abdoel Moise adalah romantik dan realism karena pengarang dalam menceritakan isi roman tidak hanya bertitik tolak pada alam nyata, tetapi lebih banyak pada alam fantasi, dunia khayal yang tiada batas. Selain itu, pengarang juga mengisahkan karyanya dengan cara mengungkapkan kenyataan hidup sedetail mungkin dan bagaikan bukan karya fiksi karena kisah kehidupan yang diceritakan sesuai kehidupan pada zamannya. Pengarang dalam menggambarkan isi roman melihat situasi kisah nyata masyarakat saat itu. Situasi tersebut digambarkan melalui kisah nyata percintaan antara orang bangsawan dan pribumi. kisah cinta itu tergambarkan di mulai dari bertemunya Suparta dan Ratna. Hingga pada akhirnya mereka menjalin kisah cinta menjadi sepasang kekasih. Banyak lika-liku kisah percintaan yang mereka alami, mulai dari tidak direstuinya hubungan mereka karena perbedaan status hingga mereka terpisah sementara oleh jarak dan waktu. Namun pada akhirnya kisah cinta itu berakhir pada kebahagiaan. Kebahagiaan itu terjadi saat Suparta dan Ratna dipertemukan kembali di rumah sakit, dan pada akhirnya hubungan mereka direstui oleh Ibu Suparta. Kepengarangan Abdoel Moeis lahir di Sungai Puar, Agam, Sumatera Barat, 3 Juli 1883 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun adalah seorang sastrawan, politikus, dan wartawan Indonesia. Dia merupakan pengurus besar Sarekat Islam dan pernah menjadi anggota Volksraad mewakili organisasi tersebut. Abdul Muis dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional yang pertama oleh Presiden RI, Soekarno, pada 30 Agustus 1959. Abdul Muis adalah seorang Minangkabau, putra Datuk Tumangguang Sutan Sulaiman. Ayahnya merupakan seorang demang yang keras menentang kebijakan Belanda di dataran tinggi Agama. Selesai dari ELS, Abdul Muis melanjutkan pendidikannya ke Stovia sekolah kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Namun karena sakit, ia tidak menyelesaikan pendidikannya di sana. Abdul Muis memulai kariernya sebagai klerk di Departemen Onderwijs en Eredienst atas bantuan Mr. Abendanon yang saat itu menjabat sebagai Direktur Pendidikan. Namun pengangkatannya itu tidak disukai oleh karyawan Belanda lainnya. Setelah dua setengah tahun bekerja di departemen itu, ia keluar dan menjadi wartawan di Bandung. Pada tahun 1905, ia diterima sebagai anggota dewan redaksi majalah Bintang Hindia. Kemudian ia sempat menjadi mantri lumbung, dan kembali menjadi wartawan pada surat kabar Belanda Preanger Bode dan majalah Neraca pimpinan Haji Agus Salim. Pada tahun 1913 ia bergabung dengan Sarekat Islam, dan menjadi Pemimpin Redaksi Harian Kaoem Moeda. Setahun kemudian, melalui Komite Bumiputera yang didirikannya bersama Ki Hadjar Dewantara, Abdul Muis menentang rencana pemerintah Belanda mengadakan perayaan peringatan seratus tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis. Tahun 1917 ia dipercaya sebagai utusan Sarekat Islam pergi ke negeri Belanda untuk mempropagandakan komite Indie Weerbaar. Dalam kunjungan itu, ia juga mendorong tokoh-tokoh Belanda untuk mendirikan Technische Hooge School – Institut Teknologi Bandung ITB di Priangan. Pada tahun 1918, Abdul Muis ditunjuk sebagai anggota Volksraad mewakili Central Sarekat Islam. Bulan Juni 1919, seorang pengawas Belanda di Toli-Toli, Sulawesi Utara dibunuh setelah ia berpidato disana. Abdul Muis dituduh telah menghasut rakyat untuk menolak kerja rodi, sehingga terjadi pembunuhan tersebut. Atas kejadian itu dia dipersalahkan dan dipenjara. Selain berpidato ia juga berjuang melalui berbagai media cetak. Dalam tulisannya di harian berbahasa Belanda De Express, Abdul Muis mengecam seorang Belanda yang sangat menghina bumiputera. Pada tahun 1920, dia terpilih sebagai Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Buruh Pegadaian. Setahun kemudian ia memimpin pemogokan kaum buruh di Yogyakarta. Tahun 1923 ia mengunjungi Padang Sumatera Barat. Disana ia mengundang para penghulu adat untuk bermusyawarah, menentang pajak yang memberatkan masyarakat Minangkabau. Berkat aksinya tersebut ia dilarang berpolitik. Selain itu ia juga dikenakan passentelsel, yang melarangnya tinggal di Sumatera Barat dan keluar dari Pulau Jawa. Kemudian ia diasingkan ke Garut, Jawa Barat. Di kota ini ia menyelesaikan novelnya yang cukup terkenal Salah Asuhan. Tahun 1926 ia terpilih menjadi anggota Regentschapsraad Garut. Dan enam tahun kemudian diangkat menjadi Regentschapsraad Controleur. Jabatan itu diembannya hingga Jepang masuk ke Indonesia 1942. Setelah kemerdekaan, ia mendirikan Persatuan Perjuangan Priangan yang fokus pada pembangunan di Jawa Barat dan masyarakat Sunda. Tahun 1959 ia wafat dan dimakamkan di TMP Cikutra, Bandung. Karya sastra abdoel moeis antara lain Salah Asuhan novel 1928, difilmkan Asrul Sani 1972, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Robin Susanto dan diterbitkan dengan judul Never the Twain oleh Lontar Foundation sebagai salah satu seri Modern Library of Indonesia, Pertemuan Jodoh roman 1933, Surapati novel 1950, Robert Anak Surapatinovel 1953 sedangkan Karya Terjemahannya yaitu Don Kisot karya Miguel de Cervantes, 1923, Tom Sawyer Anak Amerika karya Mark Twain, 1928, Sebatang Kara karya Hector Malot, 1922, Tanah Airku karya C. Swaan Koopman, 1950. BAB IV PENUTUP Simpulan Dari uraian di atas kami dapat menyimpulkan bahwa roman pertemuan jodoh karya Abdoel Moies menceritakan tentang dua orang manusia yang sedang jatuh cinta. Tetapi, percintaan mereka mengalami lika-liku dan masalah selalu menimpa kisah percintaan dan kehidupannya karena perbedaan status atau golongan yaitu Ratna dari golongan biasa sedangkan kekasihnya yang bernama suparta dari golongan bangsawan. Namun, pada akhirnya mereka bisa hidup bahagia. Unsur intrinsik yang terkandung dalam roman tersebut adalah tema, tokoh penokohan, amanat, latar, alur, dan sudut pandang. Berbeda halnya dengan itu, unsur ekstrinsik yang terdapat dalam roman tersebut adalah latar belakang penciptaan karya sastra, nilai moral, nilai pendidikan, nilai sejarah, kondisi masyarakat saat karya sastra diciptakan, serta sejarah dan latar belakang pengarang. Selain itu, aliran atau isi prosa pada roman pertemuan jodoh karya Abdoel Moeis ini adalah aliran realisme romantik karena menceritakan mengenai kenyataan atau realita kehidupan percintaan yaitu mengenai perjodohan pada zaman Belanda yaitu sekitar tahun 30-an. Roman Pertemuan Jodoh diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1933. Roman ini ditulis oleh Abdul Muis, seorang sastrawan yang dilahirkan di Bukittinggi pada 3 Juli 1883, memperoleh pendidikan Barat tapi sayangnya tidak menamatkan sekolah kedokterannya. Saran-Saran Dari uraian di atas kami dapat menyarankan untuk senantiasa membaca dan menelaah apa yang ada di sekitar kita untuk mempertajam pikiran dalam rangka terbentuknyapendidikan karakter, salah satu caranya adalah dengan menelaah karya sastra yang sarat akan nilai kemanusiaan dan kehidupan masalah humanitas. DAFTAR PUSTAKA Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung Sinar Baru Algesindo. Moeis, Jodoh. Jakarta Balai Pustaka.. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta Gajah Mada University Press. Sutresna, Fiksi. Singaraja Universitas Pendidikan Ganesha. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hadirnya suatu karya sastra tentunya agar dinikmati oleh para pembaca. Untuk dapat menikmati sebuah karya secara sungguh-sungguh dan baik diperlukan seperangkat pengetahuan akan karya sastra. Tanpa pengetahuan yang cukup penikmatan akan sebuah karya hanya bersifat dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman yang dunia kesusastraan selalu identik dengan penjiwaan baik itu dari tingkat emosi pengarang maupun dari penikmat karya sastra. Hasil karya sastra tertentu merupakan hasil khayalan pengarang yang sedang mengalami keadaan jiwa tertentu Hardjana, 1981 65. Dari sinilah dapat kita simpulkan bahwa karya sastra merupakan sebuah bentukan out put dari proses pemikiran imajinatif pengarang dalam mengapresiasi untuk menjadi sesuatu yang estetik. Karya sastra saat ini sangat banyak dinikmati masyarakat Indonesia dari dulu hingga sekarang. Karya sastra prosa fiksi dibagi menjadi 3 yaitu roman, novel, dan cerpen. Namun, pada makalah ini yang kami bahas adalah roman. Roman adalah bentuk prosa baru berupa cerita fiksi yang masuk golongan cerita panjang dan isinya menceritakan kehidupan seseorang atau beberapa orang yang dihubungkan dengan sifat atau jiwa mereka dalam menghadapi lingkungan hidupnya. Roman merupakan suatu jenis karya sastra yang merupakan bagian dari epik panjang. Kami menganalisis roman yang berjudul Pertemuan Jodoh karangan Abdoel Moeis. Kami menganalisis roman tersebut dari segi unsur intrinsik, ekstrinsik, aliran kepengarangan serta sinopsis dari roman tersebut. pertemuan Jodoh karya Abdoel Moeis ini termasuk dalam roman bertendensi dan terbit pertama kali tahun 1932. Pada saat itu percintaan antara seorang keturunan bangsawan dan seseorang dari keturunan biasa dapat dianggap aneh dan bahkan tabu. Disamping itu, pengetahuan akan unsur-unsur yang membentuk karya sastra pun sangat diperlukan untuk memahami karya sastra secara menyeluruh. Tanpa pengetahuan akan unsur-unsur yang membangun karya sastra, pengetahuan kita akan dangkal dan hanya terkaan saja sifatnya, jika pengetahuan dengan cara demikian, maka maksud dan makna yang disampaikan pengarang kemungkinan tidak akan tertangkap oleh pembaca. Unsur-unsur karya sastra tersebut adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang ada dalam tubuh karya sastra itu sendiri yang meliputi tema, alur, setting, penokohan, dan sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berbeda diluar tubuh karya sastra yang meliputi adat istiadat, agama, politik, situasi zaman. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sinopsis dari roman pertemuan jodoh karangan Abdoel Moeis? 2. Apa saja unsur instrinsik yang terkandung dalam roman pertemuan jodoh? 3. Apa saja unsur ekstrinsik yang terkandung dalam roman pertemuan jodoh? 4. Bagaimana kepengarangan roman pertemuan jodoh? 5. Aliran kepengarangan apa yang digunakan Abdoel Moeis cerita pada roman pertemuan jodoh? Tujuan Pembahasan Adapun tujuan dari analisis roman ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang ringkasan cerita atau sinopsis roman pertemuan jodoh, mengetahui dan memahami unsur intrinsik, unsur ekstrinsik serta kepengarangan roman pertemuan jodoh. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. 1. Manfaat Teoretis yaitu Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan mengenai teori analisis roman dalam sebuah karya prosa fiksi. Analisis ini juga diharapkan mampu memberi sumbangan dalam teori sastra dan teori psikologi dalam mengungkap roman Pertemuan Jodoh karangan Abdoel Moeis. 2. Manfaat Praktis yaitu secara praktis analisis roman ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk lebih memahami isi cerita dalam roman pertemuan jodoh terutama kondisi kejiwaan para tokoh dan konflik yang dihadapi dengan pemanfaatan lintas disiplin ilmu yaitu psikologi dan sastra. BAB II KAJIAN TEORITIS Pengertian Prosa Fiksi Sesuatu yang tidak dapat kita tinggalkan dalam menganalisis karya sastra yang berbentuk prosa adalah pengertian dari prosa itu sendiri. Menurut M. Saleh Saad yang dimaksud dengan prosa fiksi adalah banruk cerita atau prosa kisaham yng mempunyai pemeran lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal imajinasi, Chamidah, dkk 1986 memberi pengertian bahwa prosa fiksi adalah cerita hasil olahan pengarang berdasarkan pandangan, tafsira, serta penilaian tentang peristiwa yang pernah terjadi dalam suatu peristiwa yang pernah terjadi atau peristiwa yang berlangsung dalam khayal pengarang apa saja, Aminuddin 1995 menambahkan bahwa prosa fiksi adalah cerita atau lukisan yang diemban oleh pelaku pelaku tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga terjalin suatu cerita, Yacob Sumarjo 1988, 53 menyatakan bahwa posisi fiksi bermula dari kenyataan yangt kemudian diolah menjadi cerita rekaan yang tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Secara hakiki atau esensial prosa fiksi atau cerita rekaan tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut 1 bercerita, sehingga bersifat naratif atau menyuguhkan cerita dengan cerita ”To tell a story”. 2 cerita rekaan itu sebuah rekaan, sebuah fiksi, sehingga cerita rekaan adalah suatu karya fiktif dan imajinatif, dan 3 cerita rekaan disusun dalam bentuk prosa, sehingga cerita rekaan adalah cerita prosa ”A narative prosa”. Dalam dunia fiksi terdapat juga kebenaran seperti halnya kebenaran dalam dunia nyata. Namun ada perbedaan kebenaran dalam dunia fiksi dengan kebenaran di dunia nyata. Kebenaran dalam dunia fiksi adalah kebenaran yang sesuai dengan keyakinan pengarang, kebenaran yang telah diyakini ”keabsahannya”. Wellek & Werren, 1989 ; 278-9 Dalan Nurgiantoro, 2005;6 mengemukakan bahwa realitas dalam karya fiksi merupakan ilusi kenyataan dan kesan yang meyakinkan yang ditampilkan namun tidak selalu menyatakan kenyataan sehari-hari. Unsur intrinsik karya sastra Cerita rekaan merupakan sebuah totalitas yang bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, cerita rekaan merupakan bagian-bagian, unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya secara erat. Unsur pembangun karya fiksi tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Pembagian yang dimaksud adalah unsur intrinsik yang terdiri dari yang meliputi tema, alur, setting, penokohan, dan sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar tubuh karya sastra yang meliputi adat istiadat, agama, politik, situasi zaman, dan tata nilai yang dianut masyarakat. Dalam pembahasan kali ini hanya dibicarakan unsur intrinsik karya fiksi. Unsur intrinsik karya sastra, antara lain Amanat adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap hidup. Plot/Alur adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir. Tahap-tahap alur, antara lain 1. Tahap perkenalan/Eksposisi adalah tahap permulaan suatu cerita yang dimulai dengan suatu kejadian, tetapi belum ada ketegangan perkenalan para tokoh, reaksi antarpelaku, penggambaran fisik, penggambaran tempat 2. Tahap pertentangan /Konflik adalah tahap dimana mulai terjadi pertentangan antara pelaku-pelaku titik pijak menuju pertentangan selanjutnya. Konflik ada dua yaitu a konflik internal adalah konflik yang terjadi dalam diri tokoh. b konflik eksternal adalah konflik yang terjadi di luar tokohkonflik tokoh dengan tokoh, konflik tokoh dengan lingkungan, konflik tokoh dengan alam, konlik tokoh denganTuhan dll. 3. Tahap penanjakan konflik/Komplikasi adalah tahap dimana ketegangan mulai terasa semakin berkembang dan rumit nasib pelaku semakin sulit diduga, serba samar-samar. 4. Tahap klimaks adalah tahap dimana ketegangan mulai memuncak perubahan nasip pelaku sudah mulai dapat diduga, kadang dugaan itu tidak terbukti pada akhir cerita. 5. Tahap penyelesaian adalah tahap akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Ada pula yang penyelesaiannya diserahkan kepada pembaca, jadi akhir ceritanya menggantung, tanpa ada penyelesaian. Macam-Macam Alur 1. Alur maju adalah peristiwa –peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir/masa kini menuju masa datang. 2. Alur mundur/Sorot balik/Flash baca adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian penutup diutarakan terlebih dahulu/masa kini, baru menceritakan peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan/masa lalu salah satu tokoh. 3. Alur gabungan/Campuran adalah peristiwa-peristiwa pokok diutarakan. Dalam pengutararaan peristiwa-peristiwa pokok, pembaca diajak mengenang peristiwa-peristiwa yang lampau,kemudian mengenang peristiwa pokok dialami oleh tokoh utama lagi.. Latar/Setting Latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita. Macam-macam latar yaitu 1 Latar tempat adalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi di sekolah, di kota, di ruangan dll. 2 Latar waktu adalah kapan cerita itu terjadi pagi, siang,malam, kemarin, besuk dll. 3 Latar suasana adalah dalam keadaan dimana cerita terjadi. sedih, gembira, dingin, damai, sepi dll. Tema Menurut Sudjiman 1988;50 menyatakan bahwa tema adalah gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasari suatu karya. Menurut Eddi 1991;209 tema merupakan yang menjadi dasar sebuah karangan. Stantin dan Kenni dalam Nurgiyantoro, 2005;67 tema merupakan makna yang terkandung di dalam sebuah cerita sedangkan Brooks an Werren dalam Tarigan. 1984; 125 menyatakan bahwa tema merupakan dasar atau maksud cerita dengan kata lain Suhariyanto 1982; 28 manyatakan bahwa tema dalah masalah pokok yang mendominasi suatu karya sastra. Sebagai tokoh cerita tema pada hakikatnya banyak mengangkat masalah-masalah kehidupan. Sehingga untuk menafsirkan sebuah tema cerita rekaan pembaca harus memahami ilmu-ilmu humanitas. Pada perkembangannya tema ada dua yakni tema pokok dan sub tema. Untuk mengetahui tema pokok pembaca harus banyak menelaah masalah apa yang banyak dibicarakan. Tokoh dan Penokohan Tokoh dan penokohan merupakan hal penting untuk sebuah keutuhan karya fiksi. Karena tokoh dan penokohan akan memberikaqn warna tersendiri dalam sebuah karya fiksi. Tokoh sebagai pelaku cerita adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan berujud manusia walaupun ada binatang maupun benda yang diinsankan. Tokoh sebagai unsur cerita fiksi rekaan semata-mata jadi harus ada relevasi tokoh dengan pembaca. Bahkan banyak tokoh cerita yang menjadi pujaan pembaca, masyarakat, sehingga kehadirannya dalam cerita rekaan dirasakan dan dialami pula oleh pembaca. Ada tiga cara untuk melukiskan watak tokoh yaitu a Analitik adalah pengarang langsung menceritakan watak tokoh. b Dramatik adalah pengarang melukiskan watak tokoh dengan tidak langsung. Bisa melalui tempat tinggal,lingkungan,percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, fisik dan tingkah laku, komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran tokoh. c Campuran adalah gabungan analitik dan dramatik. Pelaku dalam cerita dapat berupa manusia , binatang, atau benda-benda mati yang diinsankan. Selain itu, pelaku atau tokoh dibagi menjadi beberapa peran antara lain § Pelaku utama adalah pelaku yang memegang peranan utama dalam cerita dan selalu hadir/muncul pada setiap satuan kejadian. § Pelaku pembantu adalah pelaku yang berfungsi membantu pelaku utama dalam bertindak sebagai pahlawan mungkin juga sebagai penentang pelaku utama. § Pelaku protagonist adalah pelaku yang memegang watak tertentu yang membawa ide kebenaran.jujur,setia,baik hati dll. § Pelaku antagonis adalah pelaku yang berfungsi menentang pelaku protagonis penipu, pembohong dll. § Pelaku tritagonis adalah pelaku yang dalam cerita sering dimunculkan sebagai tokoh ketiga yang biasa disebut dengan tokoh penengah Sudut Pandang Sudut pandang merupakan posisi pengarang terhadap peristiwa-peristiwa dalam cerita sudut pandang point of view menyaran pada pada sebuah cerita yang dikisahkan. Ia merupakan cara dan pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca Abrams, 1981;142 dalam Nurgiyantoro, 2005; 248. Dalam cerita rekaan sudut pandang dianggap sebagai salah satu unsur fiksi yang penting dan menentukan. Sebelum pengarang menulis cerita mautidak mau ia harus menentukan untuk memilih sudut pandang tertentu. Pemilihan sudut pandang menjadi penting karena hal itu tak hanya berhubungan dengan masalah gaya saja, akan tetapi bentuk-bentuk retorika bdan garmatika juga berpengaruh. Macam-macam Sudut Pandang Secara umum sudut pandang dapat di bedakan menjadi tiga yaitu sudut pandang persona ketiga, persona kedua dan sudut pandang campuran. 1. Sudut pandang persona orang tokoh cerita”dia” Dalam sudut pandang ini narator adalah seorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebutkan nama atau kata gantinya ; ia, dia, mereka. Sudut pandang dia dan kata gantinya dapat dibedakan ke dalam golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya. Di satu pihak pengarang, narator, dapat bebas menceritakan segala sesuatu yang berhubungan dengan tokoh ”dia” jadi bersifat maha tahu, dilain pihak ia terikat, mempunyai keterbatasan ”pengertiain” terhadap tokoh ”dia” yang diceritakan itu, jadi bersifat terbatas, hanya selaku pengamat saja. 2. Sudut pandang persona pertama ”Aku” Dalam sudut pandang ini narator adalah seorang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ”Aku” tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya. Si ”Aku” tentu saja mempunyai nama, namun karena ia mengisahkan pengalaman sendiri, nama itu jarang tersebut. Penyebutan nama si ”Aku” mungkin justru berasal ari ucapan tokoh lain yang bagi si ”aku” merupakan tokoh ”dia”. Dalam sudut pandang ini adalah sudut pandang yang bersifat internal maka jangkauannya terbatas. Narator hanya bersifat maha tahu bagi dirinya sendiri dan tidak terhadap orang lain. Sudut pandang ini kalau dilihat dari peran kedudukan si ”Aku” dalam cerita, si ”aku” mungkin jadi tokoh utama dan mungkin juga jadi tokoh tambahan. 3. Sudut pandang campuran Pengarang sudut pandang yang bersifat campuran itu di dalam sebuah cerita rekaan, mungkin berupa penggunaan sudut pandang persona ketiga dengan teknik ”dia” mahatahu dan ”dia” sebagai pengamat, persona pertama dengan teknik ”aku” sebagai tokoh utama dan ”aku” tambahan, bahkan dapat berupa campuran antara persona pertama dan ketiga, antara ”aku” dan ”dia” sekaligus Nurgiyantoro, 2005;2006. Unsur Ekstrinsik Karya Sastra unsur-unsur yang berada di luar novel. tetapi secara tidak langsung mempengaruhi system organisme karya sastra. Secara lebih spesifik, unsur ekstrinsik sebuah karya sastra bisa dibilang sebagai unsur yang membangun sebuah karya sastra. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik karya sastra tetap harus diperhatikan sebagai sesuatu yang penting. Beberapa unsur ekstrinsik novel di antaranya Sejarah pengarang, biasanya sejarah pengarang berpengaruh pada cerita yang dibuatnya. Situasi dan Kondisi, secara langsung atau tidak langsung berpengaruh pada hasil karya. Nilai-nilai dalam cerita Dalam sebuah karya sastra terkandung nilai-nilai yang disisipkan oleh pengarang. Nilai-nilai itu antara lain Nilai Moral, yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan baik dan buruk. Nilai Budaya, yaitu konsep masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia misalnya adat istiadat, kesenian, kepercayaan, upacara adat. Nilai Sosial, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan norma-norma dalam kehidupan masyarakat misalnya, saling memberi, menolong, dan tenggang rasa. Nilai Estetika, yaitu nilai yang berkaitan dengan seni, keindahan dalam karya sastra tentang bahasa, alur, tema. Aliran Atau Isi Prosa Fiksi Sastra fiksi baik itu roman, novel maupun cerita pendek pada umumnya merupakan gambaran pengalaman ahir dan bathin si pengarang Sutresna, 2006 42. Setiap orang termasuk pengarang sebagai anggota masyarakat masing-masing mempunyai pengalaman hidup yang berbeda-beda baik itu pengalaman lahir maupun bathinnya. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalu masing-masing pengarang mempunyai kegemaran, keinginan, perasaan, dan pemikiran yang berbeda-beda pula. Sehubungan dengan hal itu, perlu disadari bahwa pengarang adalah subyek yang memiliki eksistensi tersendiri, baik pada hal-hal yang bersifat eksternal maupun internal. Tiap-tiap keberadaan individu pengarang yang berbeda inilah menyebabkan wujud dan isi karya sastranya akan menjadi berbeda. Menurut Sutresna dalam bukunya prosa fiksi, aliran-Aliran dalam karya sastra antara lain § Aliran realisme ialah aliran yang ingin mengemukakan kenyataan, barang yang lahir lawan batin. Sifatnya harus obyektif karena pengaranag melukiskan dunia kenyataan. Segala-galanya digambarkan seperti apa yang tampak, tak kurang tak lebih. Rasa simpati dan antipati pengarang terhadap obek yang dilukiskannya, tak boleh disertakannya. Dengan perkataan lain, pengarang dalam ceritanya itu tidak ikut bermain, dia hanya penonton yang obyektif. § Aliran naturalisme ingin melukiskan keadaan yang sebenarnya, sering cenderung kepada lukisan yang buruk, karena ingin memberikan gambaran nyata tentang kebenaran. Untuk melukiskan kejelekan masyarakat, pengarang naturalis tidak segan-segan melukiskan kemesuman. Emelia Zola seorang pengarang naturalis Perancis yang paling besar di zamannya. Sering lukisannya dianggap melampaui batas kesopanan sehingga seolah-olah tidak ada lagi batas-batas ukuran susila dan ketuhanan padanya. § Determinisme ialah cabang aliran naturalisme, bias diartikan paksaan nasib’. Tetapi bukan nasib yang ditentukan oleh keadaan masyarakat sekitar seperti kemiskinan, penyakit, penyakit keturunan, kesukaran karena akibat peperangan, dan sebagainya. Yang menjadi soal dalam karangan-karangan aliran ini ialah penderitaan seseorang jahatkah, melaratkah, menderita karena penyakit keturunan, bukan karena Tuhan sudah menakdirkan dia harus hidup demikian, melainkan sebagai akibat masyarakat yang bobrok. Masyarakat yang bobroklah yang melahirkan manusia-manusia seperti itu. Cara pengarang melukiskan juga naturalistic. § Pengarang impresionistis melahirkan kembali kesan atas sesuatu yang dilihatnya. Kesan itu biasanya kesan sepintas takkan melukiskannya sampai mendetail, sampai kepada yang sekecil-kecilnya seperti dalam aliran realisme atau naturalisme sipaya ketegasan, spontanitas penglihatan, dan perasaan mula pertama tetap tak hilang. Lukisan seperti itulah lukisan beraliran impresionisme. § Aliran romantic mengutamakan rasa, sebagai lawan aliran realisme. Pengarang romantis mengawan kea lam khayal, lukisannya indah membawa pembaca kea lam mimpi. Yang dilukiskannya mungkin saja terjadi, tetapi semua dilukiskan dengan mengutamakan keharuan rasa para pembaca. Bila seseorang berada dalam keadaan gembira, maka suasana sekitarnya harus pula memperlihatkan suasana yang serba gembira, hidup, berseri-seri. Demikian juga sebaliknya. Kata-katanya pilihan dengan perbandingan-perbandingan yang muluk-muluk. § Aliran mistisme adalah dalam aliran ini terasa ciptaan yang bernapaskan rasa ketuhanan. Pengarang selalu mencari dan mendekatkan dirinya kepada Zat Yang Mahatinggi. Aliran ini melahirkan ciptaan yang didasarkan pada ketuhanan, pada filsafat, dan alam gaib. Contohnya dapat dilihat pada karangan-karangan Hamzah Fansuri pujangga lama, Amir Hamzah Pujangga baru, Taslim Ali Angkatan 45. § Aliran realitasnya bercampur angan-angan, mala angan-angan amat mempengaruhi bentuk lukisan. Di dalamnya ada pernyataan jiwa, pemasakan dalam jiwa. Kalau dalam film semua hal gerak-gerik, suara, musik, pemandangan dapat dinyatakan serentak, maka di dalam tulisan, hal-hal seperti itu harus dinyatakan satu demi satu. Itu sebabnya, lukisan tampak melompat-lompat dari yang satu kepada yang lain, justru untuk menyatakan keseluruhan itu sekaligus. § Aliran surrealisme ialah aliran yang mengemukakan realitasnya kenyataan bercampur angan-angan. Angan-angan seorang pembuat karya sastra akan mempengaruhi bentuk dan arti karya sastra yang dibuatnya karena didalamnya terdapat pernyataan jiwa. § Aliran melankolis merupakan aliran karya sastra dengan karya-karya penuh warna muram, sendu, kehidupan yang getir dan tragis, sarat ratapan dan rintihan. Kisah cinta klasik, drama-drama dalam film India, cerita-cerita dengan tema kemiskinan, kemalangan hidup dan penderitaan termasuk melankholisme. § Aliran Ironisme merupakan aliran yang mementingkan nada mengejek, kadang terus terang, kadang melalui sindiran-sindiran. Bisa juga, karya itu sebenarnya merupakan kritik tajam terhadap kondisi sosial atau perilaku tokoh tertentu. § Aliran ekspresionisme adalah aliran dalam karya seni, yang mementingkan curahan batin atau curahan jiwa dan tidak mementingkan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang nyata . Ekspresi batin yang keras dan meledak-ledak. BAB III PEMBAHASAN A. Ringkasan Roman Pertemuan Jodoh Ketika perjalanan menuju Bandung dengan menggunakan kereta api. Secara tidak sengaja, seorang pemuda mempersilahkan tempat duduknya kepada Ratna karena tempat duduk yang lain telah penuh. Pemuda itu bernama Suparta, seorang pelajar dari STOVIA Jakarta. Ratna sendiri kini bersekolah di Frobelkweeschool. Mereka pun berkenalan satu sama lain. Ternyata, perkenalan itu membuat mereka saling menanam benih- benih cinta diantara masing-masing. Liburan tiba, Suparta mengajak Ratna untuk pergi mengunjungi rumahnya di Sumedang. Ternyata, Suparta ingin memperkenalkan Ratna pada kedua orang tuanya. Akan tetapi, Nyai Raden Tedja Ningrum tidak begitu bersahabat terhadap Ratna setelah tahu bahwa Ratna berasal dari keturunan orang biasa dan bukan seorang bangsawan. Selama disana, Ratna selalu disinggung oleh Ibu Suparta tentang calon istri Suparta yaitu Nyai Raden Siti Halimah yang tidak lain ialah teman sekelasnya di Frobelkweeschool. Mendengar hal itu Ratna merasa sakit hati Sejak saat itu, Ratna tersinggung dan kecewa terhadap Suparta. ia pun mencoba untuk melupakannya. Sayang, kesedihannya tidak berhenti disitu, ia pun harus putus sekolah karena usaha pembakaran kapal milik ayahnya , Tuan Atmaja bangkrut. Ia pun berusaha untuk mencari pekerjaan. Akhirnya, ia diterima menjadi pramusaji di sebuah toko. Disamping gajinya untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari, juga ia pergunakan untuk membiayai sekolah adiknya. Malang bagi Ratna, belum lama bekerja di toko tersebut. Ia pun harus di PHK, begitupun dengan para pekerja yang lain. Toko itu harus ditutup atas perintah pengadilansebab ada sesuatu yang belum terpenuhi. Namun, Ratna tidak putus asa. Ia mencoba untuk tetap tabah dan mencari pekerjaan yang lain. Pernah, ia melamar pekerjaan ke kantor advokat, namun tidak berhasil dikarenakan pimpinan advokatnya itu selalu menggodanya. Tanpa disengaja, Ratna lewat di depan rumah mewah milik Nyonya dan Tuan Kornel. Ia pun mencoba melamar pekerjaan dan akhirnya ia diterima sebagai ibu rumahtangga Nasib malang harus diterima Ratna lagi, salah seorang pembantu lain, Jene memfitnah bahwa Ratna telah mencuri perhiasan milik Nyonya Kornel. Ratna pun dilaporkan ke Polisi oleh Nyonya Kornel, sehingga ia ditangkap. Ratna yang merasa tidak melakukannya, bergegas melarikan diri ketika polisi yang menjaganya tertidur lelap. Ia melarikan diri dengan cara terjun ke Sungai Kwitang. Untung saja, nyawanya berhasil diselamatkan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Beruntung bagi Ratna, sebab tepat waktu itu ia dirawat oleh kekasihnya sendiri, Suparta. Kini, Suparta telah berprofesi menjadi dokter tetap di rumah sakit itu. Betapa gembiranya Suparta bertemu dengan Ratna di rumah sakit. Sebab sampai saat ini, dia sudah mencari Ratna kemana- mana namun tidak berhasil. Kini, Ibu Suparta sudah menerima keadaan Ratna apa adanya. Sayang, Ratna sendiri hilang bagai ditelan bumi. Beberapa tempat telah dicari oleh Suparta. Bahkan dia pergi ke Tagogapu, rumah orang tua Ratna tapi Ratna tidak ada di sana. Kemudian, Suparta pergi ke Kebon Sirih atas saran orang tua Ratna yang memberitakan kalau Ratna tinggal disana. Ternyata, kedatangan Suparta telah terlambat sebab saat itu Ratna dan adiknya sudah berangkat ke Jakarta. Suparta pun sampai putus asa mencari kesana- sini. Beruntung baginya, tiba- tiba saja ia bertemu Ratna yang sedang terluka di rumah sakit Ratna menceritakan semua kejadian yang terjadi, sehingga ia bisa sampai di rumah sakit. Dokter Suparta pun berusaha keras menolong kekasihnya itu. Dia mencari seorang pengacara guna menemani Ratna di pengadilan atas tuduhan pencurian perhiasaan milik Nyonya Kornel. Setelah diadili, ternyata Ratna tidak bersalah melainkan Amat yang mencuri perhiasan itu. Amat adalah kekasih Jene. Jene tidak dihukum melainkan Amat yang dihukum. Pengadilan itu juga telah mempertemukan Ratna dengan adiknya, Sudarma. Kini Sudarma menjadi schatter pegadaian di Purwakarta yang saat itu bertindak sebagai saksi mata atas kejadian itu. Oleh Suparta dan adiknya, Ratna disuruh beristirahat di paviliun yang bernama Bidara Cina. Hanya Suparta dan Sudarma yang diperkenankan memeriksa kesehatan Ratna. Setelah Ratna sehat, Dokter Suparta melamar Ratna. Akhirnya, mereka pun menikah namun pestanya dilaksanakan di rumah Sudarma. Setelah menikah, mereka berdua kembali ke Tagogapu untuk tinggal di rumah tuan atmaja. Rumah itu dibangun atas bantuan Suparta sebagai hadiah perkawinan mereka. B. Unsur Intrinsik 1. Tema Tema dari roman Pertemuan Jodoh adalah kisah percintaan antara bangsawan dan orang pribumi. Roman ini mengisahkan tentang hubungan antara Suparta dengan Ratna yang awalnya tidak disetujui oleh Ibu Suparta. Ketidaksetujuan tersebut disebabkan oleh perbedaan keturunan perbedaan derajat. Namun pada akhirnya Ibunda Suparta menyetujui hubungan mereka berdua. 2. Alur Plot Roman Pertemuan Jodoh menggunakan alur maju. Cerita dimulai dari pengenalan tokoh, timbulnya masalah, puncak konflik, dan diakhiri dengan penyelesaian. - Pengenalan tokoh Suparta adalah anak seorang bangsawan. Dia kuliah di Top Opleiding Voor Indische Artsn, nama sekolah Dokter sebelum dijadikan sekolah tinggi di zaman Hindia Belanda. Ratna adalah gadis pribumi yang menjalin hubungan dengan Suparta. Ratna kuliah di Sekolah Rakyat. Ratna dan Suparta pertama kali bertemu di kereta dari Jakarta hendak ke Bandung. Mulai dari situlah hubungan mereka terjalin. - Timbulnya masalah Setelah Ratna dipertemukan dengan Ibu Suparta yang bernama Nyai Raden Teja Ninrum, Teja Ningrum tidak merestui hubungan mereka berdua karena Ratna bukan keturunan orang Bangsawan. - Puncak Konflik Sejak hubungan Ratna dan Suparta tidak disetujui oleh pihak Suparta, Ratna tersinggung dan kecewa terhadap Suparta. ia pun mencoba untuk melupakannya. Sayang, kesedihannya tidak berhenti disitu, ia pun harus putus sekolah karena usaha pembakaran kapal milik ayahnya , Tuan Atmaja bangkrut. - Penyelesaian Konflik Ketika Ratna terkena musibah dan masuk rumah sakit, di sanalah Ia bertemu kembali dengan Suparta, mantan kekasihnya. Sejak itulah mereka menjalin hubungan yang sempat terpisah. Seiring berjalannya waktu sang Ibu Suparta pun merestui hubungan merka berdua. 3. Tokoh dan Penokohan - Ratna Perempuan terpelajar, baik, pekerja keras, dan sabar menghadapi segala macam cobaan. - Suparta Pemuda terpelajar, bijaksana, dan berprofesi sebagai dokter. Dia adalah kekasih Ratna. - Ayah Suparta Seorang bangsawan yang selalu memegang adat istiadat. - Ny. Raden Tedja Ningrum Ibu kandung Suparta. Seorang bangsawan yang selalu membanggakan kekayaannya. - Ny Raden Siti Halimah Wanita pilihan Ibu Suparta. - Tn. Dan Ny. Kornel Orang Belanda yang kaya dan rendah hati. - Jene Pembantu yang bekerja di rumah orang Belanda. Dia mempunyai perangai yang buruk. - Amat pacar Jene yang memilki sifat tidak tanggung jawab terhadap kesalahannya telah mencuri kalung 4. Sudut Pandang Roman Pertemuan Jodoh menggunakan sudut pandang orang ketiga. Abdul Muis menceritakan ceritanya menggunakan nama pemeran tokoh-tokoh dalam roman tersebut. 5. Latar dan Tempat Kejadian a Tempat terjadinya peristiwa di daerah Pasundan, Jawa Barat. Hal itu terlihat dari - Di stasiun kereta api Padalarang pada saat Ratna berangkat ke Bandung. - Di kereta api Ratna bertemu dan berkenalan dengan Suparta saat ia dipersilakan duduk oleh Suparta. - Di rumah Suparta Sumedang saat Ratna dikenalkan oleh Suparta kepada ibunya. - Sekolah Ratna Bandung keseharian Ratna menjalani kehidupannya selama ia menuntun ilmu keguruan. - Sekolah Suparta , yaitu STOVIA Jakarta keseharian Suparta dalam menjalani kehidupannya menuntun ilmu kedokteran. - Di rumah Ratna Tagogapu setelah Ratna menikah dengan Suparta, mereka tinggal di rumah itu. - Di rumah Tn. & Ny. Kornel saat Ranta bekerja sebagai pembantu rumah tangga. - Di toko saat Ratna bekerja sebagai pramusaji. b Suasana yang tergambar dalam roman Pertemuan Jodoh yaitu - Menyedihkan hal itu terlihat saat hubungan Ratna dan Suparta tidak disetujui oleh ibu Suparta karena perbedaan status. Selain itu, kesedihan juga tampak pada saat keluarga Ratna mengalami kebangkrutan dan Ia harus putus kuliah. Oleh sebab itu, ia pun bekerja di sebuah toko sebagai pramusaji. Tetapi, lama –kelamaan toko itu pun bangkrut dan Ratna harus di PHK. Kemudian, karena ia ingin membantu orang tua dan adiknya, Ratna pun bekerja menjadi pembantu rumah tangga di rumah Tn. & Ny. Kornel. Namun, selama ia bekerja di sana, ia selalu difitnah oleh teman sekerjanya yang bernama Jane. Jane memfitnah Ratna telah mencuri kalung milik Ny. Kornel. Oleh sebab itulah, Ratna pun masuk penjara. - Menegangkan hal itu terlihat saat Ratna melarikan diri dari penjara dan terjun ke sungai Kwitang untuk menyelamatkan diri dari kejaran polisi. Oleh karena itu, Ratna pun masuk rumah sakit. - Membahagiakan hal itu terlihat saat Ratna bertemu kembali dengan Suparta di rumah sakit. Suparta merupakan dokter di rumah sakit itu. Oleh karena itu, supartalah yang merawat Ratna sehingga hubungan mereka pun terjalin kembali sebagai sepasang kekasih. Selain itu, hubungan mereka pun sudah mendapat restu dari ibu Suparta. Suparta dan Ratna pun menikah dan hidup bahagia. 6. Amanat - Tidak membeda-bedakan derajat manusia, manusia diciptakan Tuhan dengan derajat yang sama, yang penting manusia itu mempunyai moral yang baik. Sikap rendah hati dan tidak sombong yang dimiliki Suparta. - Tidak selalu menuruti keinginan orang lain termasuk ibunya. Suparta hormat pada ibunya, namun pendapat Suparta bertentangan dengan ibunya dalam memilih jodoh. Suparta mempunyai prinsip hidup sendiri, asalkan baik, boleh tetap dijalankan. - Ketekunan Suparta dalam belajar, walaupun ia mengalami patah hati putus cinta dengan Ratna. Suparta tetap tekun belajar dan akhirnya menjadi dokter. - Kesabaran dan keteguhan hati Suparta dalam menanti gadis pujaannya Ratna, juga menanti kepulihan Ratna dari tekanan hidup yang dialaminya. - Kerendahan hati Ratna dan ketidakputusasaannya dalam mempertahankan hidup. Ratna tidak gengsi menerima pekerjaan sebagai pembantu untuk mempertahankan hidup dan membantu biaya sekolah adiknya. - Tidak dendam dan membalas sikap orang yang telah menyakitinya. Ratna difitnah teman kerjanya Jene dan dituduh mencuri. - Dengan kesabaran, keteguhan hati dan sifat yang tidak mudah putus asa akhirnya keduanya Ratna dan Suparta memperoleh kebahagiaan. 7. Gaya Bahasa Gaya bahasa yang terkandung dalam karya sastra roman pertemuan jodoh karangan Abdoel Moeis, antara lain - Metafora “ jinak-jinak burung merpati”. halaman 16 “ …..bagaikan air embun ditimpa cahaya matahari”. halaman 12 - Hiperbola “ kongkongan itu ada kalanya terkjalin dari pada benang sutra dan bunga-bungaan yang harum sedap baunya………” halaman 21 “ ......mengajuk lautan kehidupan “. halaman 22. - Personifikasi “ …..seolah-olah tergelincir dari rel yang lurus”. halaman 24 - Perumpamaan “ …..tapi berhati jujur dan tidak sekali-kali suka berminyak air”. halaman 26 C. Unsur Ekstrinsik 1. Latar belakang penciptaan karya sastra Roman Pertemuan Jodoh berasal dari luar diri pengarang, karena pada roman ini pengarang hanya sebagai sudut pandang orang ketiga. Pengarang menceritakan karya sastra pertemuan jodoh ini mengisahkan cerita kehidupan masyarakat pada zaman itu. 2. Sejarah dan latar belakang pengarang Abdoel Moeis lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatera Barat, 3 Juli – wafat di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun adalah seorang sastrawan dan wartawan Indonesia. Pendidikan terakhirnya adalah di Stovia sekolah kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta akan tetapi tidak tamat. Ia juga pernah menjadi anggota Volksraa. Setelah menyelesaikan pelajarannya di sekolah rendah Belanda di Bukit tinggi ia melanjutkan pelajaran di Stovia, tetapi tidak sampai selesai. Kemudian, ia mejadi wartawan di Bandung. Dengan mengetengahkan tokoh Ratna dalam roman Pertemuan Jodoh, Abdoel Moeis mengkritik perjodohan dan kesetaraan derajat. Dalam roman tersebut masalah adat masih disinggung-singgungnya, bahkan di kritiknya tajam sekali. 3. Kondisi Masyarakat Saat Karya Sastra Diciptakan Pengarang menciptakan roman ini berdasarkan kehidupan sosial masyarakat pada masa itu, yaitu tentang kesetaraan derajat dan perjodohan. 4. Nilai moral - Tidak membeda-bedakan derajat manusia, manusia diciptakan Tuhan dengan derajat yang sama, yang penting manusia itu mempunyai moral yang baik. Sikap rendah hati dan tidak sombong yang dimiliki Suparta. - Tidak selalu menuruti keinginan orang lain termasuk ibunya. Suparta hormat pada ibunya, namun pendapat Suparta bertentangan dengan ibunya dalam memilih jodoh. Suparta mempunyai prinsip hidup sendiri, asalkan baik, boleh tetap dijalankan. - Kesabaran dan keteguhan hati Suparta dalam menanti gadis pujaannya Ratna, juga menanti kepulihan Ratna dari tekanan hidup yang dialaminya. - Kerendahan hati Ratna dan ketidakputusasaannya dalam mempertahankan hidup. Ratna tidak gengsi menerima pekerjaan sebagai pembantu untuk mempertahankan hidup dan membantu biaya sekolah adiknya. - Tidak dendam dan membalas sikap orang yang telah menyakitinya. Ratna difitnah teman kerjanya Jene dan dituduh mencuri. - Dengan kesabaran, keteguhan hati dan sifat yang tidak mudah putus asa akhirnya keduanya Ratna dan Suparta memperoleh kebahagiaan. 5. Nilai pendidikan Ketekunan Suparta dalam belajar, walaupun ia mengalami patah hati putus cinta dengan Ratna. Suparta tetap tekun belajar dan akhirnya menjadi dokter. 6. Nilai sejarah Diskriminasi kelas sosial di cerita ini sangat terlihat. Contohnya perbedaan terhadap bangsa pribumi dan bangsawan. Di kalangan pribumi pun terjadi diskriminasi terhadap masyarakatnya sendiri. Selain itu, terlihat juga bahwa cerita tersebut mengisahkan sejarah Indonesia dan kehidupan masyaraktnya pada zaman itu. 7. Relevansi dengan zaman sekarang. Dalam roman Pertemuan Jodoh, banyak menceritakan tentang perjodohan dan kesetaraan derajat antara orang bangsawan dan pribumi. Pada zaman ini, hal tersebut dipandang tidak lumrah. Saat ini perjodohan tidak dilakukan oleh masyarakat. Selain itu, masyarakat berpandangan bahwa manusia itu sama di mata Tuhan. D. Aliran Isi Roman Pertemuan Jodoh Isi fiksi pada roman pertemuan jodoh karangan Abdoel Moise adalah romantik dan realism karena pengarang dalam menceritakan isi roman tidak hanya bertitik tolak pada alam nyata, tetapi lebih banyak pada alam fantasi, dunia khayal yang tiada batas. Selain itu, pengarang juga mengisahkan karyanya dengan cara mengungkapkan kenyataan hidup sedetail mungkin dan bagaikan bukan karya fiksi karena kisah kehidupan yang diceritakan sesuai kehidupan pada zamannya. Pengarang dalam menggambarkan isi roman melihat situasi kisah nyata masyarakat saat itu. Situasi tersebut digambarkan melalui kisah nyata percintaan antara orang bangsawan dan pribumi. kisah cinta itu tergambarkan di mulai dari bertemunya Suparta dan Ratna. Hingga pada akhirnya mereka menjalin kisah cinta menjadi sepasang kekasih. Banyak lika-liku kisah percintaan yang mereka alami, mulai dari tidak direstuinya hubungan mereka karena perbedaan status hingga mereka terpisah sementara oleh jarak dan waktu. Namun pada akhirnya kisah cinta itu berakhir pada kebahagiaan. Kebahagiaan itu terjadi saat Suparta dan Ratna dipertemukan kembali di rumah sakit, dan pada akhirnya hubungan mereka direstui oleh Ibu Suparta. Kepengarangan Abdoel Moeis lahir di Sungai Puar, Agam, Sumatera Barat, 3 Juli 1883 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun adalah seorang sastrawan, politikus, dan wartawan Indonesia. Dia merupakan pengurus besar Sarekat Islam dan pernah menjadi anggota Volksraad mewakili organisasi tersebut. Abdul Muis dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional yang pertama oleh Presiden RI, Soekarno, pada 30 Agustus 1959. Abdul Muis adalah seorang Minangkabau, putra Datuk Tumangguang Sutan Sulaiman. Ayahnya merupakan seorang demang yang keras menentang kebijakan Belanda di dataran tinggi Agama. Selesai dari ELS, Abdul Muis melanjutkan pendidikannya ke Stovia sekolah kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Namun karena sakit, ia tidak menyelesaikan pendidikannya di sana. Abdul Muis memulai kariernya sebagai klerk di Departemen Onderwijs en Eredienst atas bantuan Mr. Abendanon yang saat itu menjabat sebagai Direktur Pendidikan. Namun pengangkatannya itu tidak disukai oleh karyawan Belanda lainnya. Setelah dua setengah tahun bekerja di departemen itu, ia keluar dan menjadi wartawan di Bandung. Pada tahun 1905, ia diterima sebagai anggota dewan redaksi majalah Bintang Hindia. Kemudian ia sempat menjadi mantri lumbung, dan kembali menjadi wartawan pada surat kabar Belanda Preanger Bode dan majalah Neraca pimpinan Haji Agus Salim. Pada tahun 1913 ia bergabung dengan Sarekat Islam, dan menjadi Pemimpin Redaksi Harian Kaoem Moeda. Setahun kemudian, melalui Komite Bumiputera yang didirikannya bersama Ki Hadjar Dewantara, Abdul Muis menentang rencana pemerintah Belanda mengadakan perayaan peringatan seratus tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis. Tahun 1917 ia dipercaya sebagai utusan Sarekat Islam pergi ke negeri Belanda untuk mempropagandakan komite Indie Weerbaar. Dalam kunjungan itu, ia juga mendorong tokoh-tokoh Belanda untuk mendirikan Technische Hooge School – Institut Teknologi Bandung ITB di Priangan. Pada tahun 1918, Abdul Muis ditunjuk sebagai anggota Volksraad mewakili Central Sarekat Islam. Bulan Juni 1919, seorang pengawas Belanda di Toli-Toli, Sulawesi Utara dibunuh setelah ia berpidato disana. Abdul Muis dituduh telah menghasut rakyat untuk menolak kerja rodi, sehingga terjadi pembunuhan tersebut. Atas kejadian itu dia dipersalahkan dan dipenjara. Selain berpidato ia juga berjuang melalui berbagai media cetak. Dalam tulisannya di harian berbahasa Belanda De Express, Abdul Muis mengecam seorang Belanda yang sangat menghina bumiputera. Pada tahun 1920, dia terpilih sebagai Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Buruh Pegadaian. Setahun kemudian ia memimpin pemogokan kaum buruh di Yogyakarta. Tahun 1923 ia mengunjungi Padang Sumatera Barat. Disana ia mengundang para penghulu adat untuk bermusyawarah, menentang pajak yang memberatkan masyarakat Minangkabau. Berkat aksinya tersebut ia dilarang berpolitik. Selain itu ia juga dikenakan passentelsel, yang melarangnya tinggal di Sumatera Barat dan keluar dari Pulau Jawa. Kemudian ia diasingkan ke Garut, Jawa Barat. Di kota ini ia menyelesaikan novelnya yang cukup terkenal Salah Asuhan. Tahun 1926 ia terpilih menjadi anggota Regentschapsraad Garut. Dan enam tahun kemudian diangkat menjadi Regentschapsraad Controleur. Jabatan itu diembannya hingga Jepang masuk ke Indonesia 1942. Setelah kemerdekaan, ia mendirikan Persatuan Perjuangan Priangan yang fokus pada pembangunan di Jawa Barat dan masyarakat Sunda. Tahun 1959 ia wafat dan dimakamkan di TMP Cikutra, Bandung. Karya sastra abdoel moeis antara lain Salah Asuhan novel 1928, difilmkan Asrul Sani 1972, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Robin Susanto dan diterbitkan dengan judul Never the Twain oleh Lontar Foundation sebagai salah satu seri Modern Library of Indonesia, Pertemuan Jodoh roman 1933, Surapati novel 1950, Robert Anak Surapatinovel 1953 sedangkan Karya Terjemahannya yaitu Don Kisot karya Miguel de Cervantes, 1923, Tom Sawyer Anak Amerika karya Mark Twain, 1928, Sebatang Kara karya Hector Malot, 1922, Tanah Airku karya C. Swaan Koopman, 1950. BAB IV PENUTUP Simpulan Dari uraian di atas kami dapat menyimpulkan bahwa roman pertemuan jodoh karya Abdoel Moies menceritakan tentang dua orang manusia yang sedang jatuh cinta. Tetapi, percintaan mereka mengalami lika-liku dan masalah selalu menimpa kisah percintaan dan kehidupannya karena perbedaan status atau golongan yaitu Ratna dari golongan biasa sedangkan kekasihnya yang bernama suparta dari golongan bangsawan. Namun, pada akhirnya mereka bisa hidup bahagia. Unsur intrinsik yang terkandung dalam roman tersebut adalah tema, tokoh penokohan, amanat, latar, alur, dan sudut pandang. Berbeda halnya dengan itu, unsur ekstrinsik yang terdapat dalam roman tersebut adalah latar belakang penciptaan karya sastra, nilai moral, nilai pendidikan, nilai sejarah, kondisi masyarakat saat karya sastra diciptakan, serta sejarah dan latar belakang pengarang. Selain itu, aliran atau isi prosa pada roman pertemuan jodoh karya Abdoel Moeis ini adalah aliran realisme romantik karena menceritakan mengenai kenyataan atau realita kehidupan percintaan yaitu mengenai perjodohan pada zaman Belanda yaitu sekitar tahun 30-an. Roman Pertemuan Jodoh diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1933. Roman ini ditulis oleh Abdul Muis, seorang sastrawan yang dilahirkan di Bukittinggi pada 3 Juli 1883, memperoleh pendidikan Barat tapi sayangnya tidak menamatkan sekolah kedokterannya. Saran-Saran Dari uraian di atas kami dapat menyarankan untuk senantiasa membaca dan menelaah apa yang ada di sekitar kita untuk mempertajam pikiran dalam rangka terbentuknyapendidikan karakter, salah satu caranya adalah dengan menelaah karya sastra yang sarat akan nilai kemanusiaan dan kehidupan masalah humanitas. DAFTAR PUSTAKA Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung Sinar Baru Algesindo. Moeis, Jodoh. Jakarta Balai Pustaka.. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta Gajah Mada University Press. Sutresna, Fiksi. Singaraja Universitas Pendidikan Ganesha.
Setelahadanya “Angkatan Pujangga Lama”, muncul lah “Angkatan Sastra Melayu Lama” yang muncul antara sekitar tahun 1870-1942. Setelah “Angkatan Sastra Melayu Lama”, muncul lah “Angkatan Balai Pustaka” yang akan saya bahas dalam makalah ini. Sebenarnya angkatan ini dipelopori oleh sebuah penerbit “Balai Pustaka” pada tahun
Sinopsis Novel Pertemuan Jodoh Karya Abdul Moeis - Selamat malam, selamat berjumpa lagi dengan blog MJ Brigaseli. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sinopsis novel Pertemuan Jodoh karya Abdul Moeis. Dalam perjalanan kereta dari Jakarta ke Bandung, Ratna berkenalan dengan pemuda bernama Suparta. Perkenalan Ratna dan Suparta cukup berkesan bagi sepasang anak muda itu. Selanjutnya mereka sepakat untuk melanjutkan hubungan lewat surat. Beberapa bulan kemudian, Suparta mengutarakan keinginannya untuk memperistri Ratna. Kemudian Ratna membalasnya dan menyambut baik niat Suparta. Sambutan ibu Suparta ternyata tidak begitu ramah. Ratna kecewa terhadap sikap Nyai Raden Tedja Ningrum yang memandangnya dengan sinis. Setelah kejadian itu, Ratna bertekad untuk melupakan Suparta. Berita pertunangan Suparta dengan Nyai Raden Siti Halimah tidak membuatnya putus asa. Namun kemalangan lain terpaksa harus ia terima. Usaha pembakaran kapur milik ayahnya, Tuan Atmaja, bangkrut. Akibatnya Ratna memutuskan untuk keluar dari sekolahnya karena tidak ada biaya. Ia pun kemudian berusaha mencari pekerjaan. Namun baru empat bulan ia bekerja, toko itu harus ditutup atas perintah pengadilan. Akhirnya ia menjadi pembantu Tuan dan Nyonya Kornel. Selama Ratna menjadi pembantu keluarga Kornel, berbagai cobaan harus diterimanya dengan tabah. Kehadirannya dalam keluarga itu tidak luput dari rasa iri Jene, pembantu yang juga bekerja pada keluarga Kornel. Suatu ketika Ratna sakit dan dirawat di Rumah sakit, Secara kebetulan dokter yang merawat Ratna adalah Suparta. Pertemuan itu tentu saja membesarkan hati keduanya. Keyakinan Suparta bahwa Ratna tidak bersalah, ikut mempercepat kesembuhan wanita muda itu. Untuk memulihkan nama baik Ratna, Suparta menyiapkan seorang pengacara terkenal untuk mendampingi gadis pujaannya di pengadilan, karena Ratna masih harus berurusan dengan penegak hukum. Di pengadilan, terbukti bahwa Ratna tidak bersalah. Pencuri perhiasan Nyonya Kornel ternyata adalah Amat, kekasih Jene. Pembantu keluarga Kornel yang bernama Jene itu diduga diperalat oleh kekasihnya. Pengadilan juga memutuskan bahwa Amat bersalah dan diganjar 5 tahun penjara. Sementara itu, Jene tidak dikenakan hukuman walaupun sebenarnya harus dituntut. Sidang pengadilan juga telah mempertemukan Ratna dengan Sudarma, adiknya, schatter pegadaian Purwakarta yang bertindak sebagai saksi pertama. Lalu atas kesepakatan Suparta dan Sudarma, Ratna disuruh beristirahat di sebuah paviliun “Bidara Cina”. Gadis itu tidak diizinkan bertemu dengan sembarang orang, kecuali Suparta yang setiap sore datang memeriksa kesehatannya. Lambat laun, kesehatan Ratna mulai pulih. Ia juga mulai dapat mengingat-ingat segala sesuatunya termasuk hubungannya dengan Suparta Begitu Ratna meninggalkan tempat peristirahatannya, Suparta langsung melamarnya. Tuan Atmadja sekeluarga berkumpul di rumah Sudarma menyelenggarakan pesta perkawinan anaknya dengan Dokter Suparta. Kebahagiaan pengantin baru itu bertambah lagi ketika mereka pulang ke Tagogapu. Rumah ayah Ratna kini lebih besar dibandingkan sebelumnya. Keadaan Tuan Atmaja sekarang sudah lebih baik berkat bantuan kedua anaknya. Itulah tadi sinopsis novel Pertemuan Jodoh karya Abdul Moeis. Semoga bisa bermanfaat dan menghibur pembaca semuanya. SinopsisSingkat Novel Pertemuan Jodoh 23 May 2022; Sifat Sifat Koloid Dan Contohnya 23 May 2022; Undangan Pernikahan Warna Sinopsis Novel Pertemuan Dua Hati ini akan menjelaskan isi dari novel ini secara singkat. Seperti intrinsik, ekstrinsik, dan pesan moral apa yang terkandung dalam novel tersebut. Bukan hanya itu kamu juga akan menemukan kelebihan dan juga kekurangan yang terdapat dalam novel Pertemuan Dua Hati ini secara lengkap. Untuk itu simak terus artikel ini sampai selesai agar kamu tidak ketinggalan informasinya. Resensi Novel Pertemuan Dua Hati Berikut merupakan Resensi novel Pertemuan Dua Hati karya secara lengkap diantaranya adalah 1. Identitas Novel Pertemuan Dua Hati Judul NovelPertemuan Dua halaman85 halamanUkuran buku14×21 cmPenerbitPT Gramedia Pustaka UtamaKategorifiksiTahun Terbit1983Harga Buku ini merupakan karya terbaik dari novelis angkatan tahun 50an atau terkenal dengan penulis pujangga baru yang bernama Novel ini pernah berjaya pada masanya di tahun 1980 an. Kisahnya yang penuh inspiratif menjadikan novel ini laku banyak di pasaran. Dan banyak mengandung pesan moral yang bisa di jadikan untuk pedoman kehidupan sehari-hari. 2. Sinopsis Novel Pertemuan Dua Hati Sinopsis novel Pertemuan Dua Hati ini menceritakan seorang guru SD bernama Bu Suci ia sudah hampir 10 tahun mengajar di Purwodadi dan tinggal bersama suami dan tiga anaknya. Beberapa bulan lalu suaminya pindah ke Semarang tepatnya di Mrican. Saat ia masuk ke sekolah baru ia menemani anak-anaknya ke Sekolah. Dan ia juga memperkenalkan diri kepada Kepala Sekolah sebagai orang tua wali juga sebagai guru yang menunggu pengangkatan. Dan kepala sekolah pun memberi penawaran untuk mengajar di Sekolah tersebut. Hari pertama Bu Suci memperkenalkan diri kepada murid-muridnya dan mengabsen kehadiran muridnya. Namun ada 3 anak yang tidak hadir termasuk Waskito. Dan menurut guru-guru yang lain Waskito anak yang sukar, pemarah yang di dorong oleh hati yang kurang perhatian dari keluarga. Sehingga Bu Suci mengirim surat kepada Nenek Waskito sehingga ia memperoleh banyak informasi. Lalu bagaimana cara Bu Suci memperlakukan Waskito agar dapat berubah? Penasaran? Yuk baca novelnya. Baca juga Sinopsis Novel Argantara Lengkap 3. Unsur Intrinsik Novel Pertemuan Dua Hati Berikut ini merupakan unsur intrinsik dari novel Pertemuan Dua Hati, diantaranya adalah Tema Tema yang diangkat dalam novel Pertemuan Dua Hati ini adalah menceritakan kehidupan sosial dengan tema seorang Guru yang giat dan tekun dalam mengajarkan anak didiknya. Tokoh dan Penokohan Bu Suci, merupakan tokoh utama dalam novel ini dan memiliki peranan Protagonis yang memiliki sifat penyayang, tanggung jawab, penurut kepada suami, penyabar, peduli terhadap anak didiknya, dan profesional dalam Bu Suci, tokoh Protagonis yang tanggung jawab, rajin, pengertian, terhadap keluarga dan penuh perhatian kepada istri dan orang anak Bu SuciAnak ke 1 perempuan yang lemah lembut dan ke dua laki-laki di ceritakan mengidap penyakit ayan, penyabar dan ke tiga perempuan masih sekolah, baik, ramah, profesional dalam baik, ramah, dan profesional dalam murid bu Suci yang nakal, sering membolos, suka mengacau, suka memukul temannya, memberontak, kurang perhatian dan bimbingan orang tua Waskito, kurang peduli, suka mukul anak, dan tidak mendidik anak dengan masih banyak lagi. Alur Alur yang digunakan dalam novel Pertemuan Dua Hati ini memiliki alur maju atau progresif. Latar Waktu Latar waktu yang digunakan dalam novel ini adalah pagi, siang, sore dan malam hari. Latar Tempat Latar tempat yang digunakan dalam novel Pertemuan Dua Hati yaitu Rumah Bu Suci, SD di Kota Semarang, Purwodadi, Kota Semarang, Mrican, Ruang Dokter, Ruang Kelas, Rumah Nenek Waskito, Rumah Bude Waskito, Rumah Sakit Syaraf, Lapangan Sekolah, dan Pabrik Makanan. Sudut Pandang Novel Pertemuan Dua Hati ini menggunakan sudut pandang orang pertama. Ini dapat dilihat dari cara pengarang menggunakan penyebutan tokoh utama “aku” sebagai Akuan di dalam novel. Gaya Bahasa Gaya bahasa yang digunakan dalam Novel Pertemuan Dua Hati ini pengarang menceritakan semua peristiwa secara langsung. Dan gaya bahasa yang digunakan terdapat gaya bahasa Hiperbola dan Metonimia. Amanat Amanat yang terkandung dalam novel Pertemuan Dua Hati ini diantaranya adalah Harus bersabar dan tabah dalam menghadapi semua cobaan dan rintangan pernah menganggap remeh seseorangJangan pernah melihat seseorang dari sisi buruknya dan tekunlah dalam secara orang tua yang selalu peduli kepada perhatian yang cukup terhadap keluargaJadilah guru yang sabar dalam mendidik anak didiknya. Baca juga Resensi Novel Cahaya Cinta Pesantren Lengkap 4. Unsur Ekstrinsik Buku Pertemuan Dua Hati Adapun unsur ekstrinsik dari novel pertemuan dua hati ini diantaranya adalah Nilai Sosial Nilai sosial yang terkandung dalam novel Pertemuan Dua Hati ini terlihat dari hubungan antara seorang guru dengan anak didiknya tidak hanya sebatas memberikan pelajaran di kelas. Melainkan lebih dekat dan penuh kasih sayang. Agar menghasilkan generasi penerus yang dapat bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya. Nilai Moral Nilai moral yang terkandung dalam novel Pertemuan Dua Hati ini terlihat dalam percakapan halaman 32 alenia 1 . “ ….kami sepakat bahwa anak-anak tumbuh tidak hanya memerlukan makanan, mereka juga membutuhkan kemesraan, juga perhatian. Rasa cinta kepada mereka yang di perlihatkan, menanamkan benih kekuatan tersendiri.” Nilai Agama Semua yang terjadi dalam hidup itu merupakan kehendak dari Allah SWT. Manusia hanya mampu berusaha dan berdo’a untuk dapat menjalankannya dengan baik sesuai rencana. Contohnya Bu Suci ketika mendapatkan masalah atau cobaan dalam hidup ini ia tetap semangat menjalani dan terus berusaha dengan cara sabar dan tabah serta terus berdoa pada Tuhan Yang Maha Esa. 5. Kelebihan Buku Pertemuan Dua Hati Berikut ini merupakan kelebihan dari novel Pertemuan Dua Hati karya diantaranya adalah Novel ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga kita lebih mudah mengerti maksud dan tujuan yang ingin di sampaikan oleh memiliki kandungan banyak gaya bahasa yang menambah pengetahuan ini sangat cocok di baca oleh semua kalangan dari remaja hingga ini juga memiliki banyak pesan moral yang bisa di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. 6. Kekurangan Novel Pertemuan Dua Hati Selain kelebihan setiap novel pasti memiliki kekurangan, dan kekurangan dari novel Pertemuan Dua hati ini adalah Novel ini menggunakan banyak kata tidak baku seperti Modern menjadi Moderen, nasihat menjadi nasehat, berubah menjadi ada beberapa penulisan yang typo. Baca juga Sinopsis Novel Kata Rintik Sedu Terbaru 7. Pesan Moral Novel Pertemuan Dua Hati Bagian akhir dari sinopsis novel Pertemuan Dua Hati adalah pesan moral apa yang terkandung dalam novel tersebut. Dan pesan moralnya adalah Harus bersabar dan tabah dalam menghadapi semua cobaan dan rintangan hidup, Jangan pernah menganggap remeh seseorang, Jangan pernah melihat seseorang dari sisi buruknya itu Rajin dan tekunlah dalam belajar. Bekerjalah secara profesional, Jadilah orang tua yang selalu peduli kepada anak, Berikanlah perhatian yang cukup terhadap keluarga, Jadilah guru yang sabar dalam mendidik anak didiknya.
HargaNovel Salah Jodoh Murah & Berkualitas - Novel Salah Jodoh Bergaransi Resmi Gratis Ongkir ️ 2 Jam Sampai ️ Cicilan 0% ️ Gratis 14 Hari Retur. Buku Novel Jodoh Sang Superstar. Rp89.000. Original PERTEMUAN JODOH Buku Novel Terjemahan.

Filter ByUpdating statusAllOngoingCompletedSort ByAllPopularRecommendationRatesUpdated Pernikahan Singkat Karena tak ada restu dari orang tua, Adam membawa Hawa lari dan menikahinya diam-diam. Mereka pikir dengan pacaran selama 7 tahun dan memutuskan menikah adalah pilihan yang tepat. Adam yakin Hawa adalah tulang rusuknya yang memang di ciptakan untuknya, ia tidak menyangka pernikahan yang mereka idamkan akan kandas di tengah jalan, padahal usia pernikahan mereka baru 6 bulan. Masalah dalam rumah tangga kerap terjadi karena ego masing-masing. Seharusnya tak ada kata perpisahan di antara mereka, setelah menjalin hubungan bertahun-tahun. Seharusnya pernikahan mereka sehidup semati seperti Nabi adam dan Hawa sesuai dengan nama mereka. Bagaimana kisah selanjutnya? Baca terus kisah perjalanan mereka yang mengurai air mata. viewsOngoing GAIRAH DI PERTEMUAN PERTAMA Maaf … Aku tidak sengaja,” ucap Amanda. Dia tidak ingin orang yang ditabraknya marah. Amanda yang sedang mabuk tak sengaja menabarak seorang pria tampan yang dia kira seorang gigolo. Pria tampan yang bersikap dingin itu bernama Carlos, yang dikenal tidak mau di dekati wanita. Namun, malam itu mereka melakukan hubungan satu malam yang berujung pada sebuah kesepakatan. Lalu bagaimana kelanjutan kisah cinta Amanda? viewsCompleted Tukar Pasangan Jodoh? Zela dan Alfa sama-sama korban pengkhianatan yang dilakukan oleh Yoga dan Resa. Siapa sangka, di saat Zela sedang menempuh pendidikan pulang-pulang dia harus mendapat kabar kalau Resa-kakaknya hamil oleh Yoga yang ternyata kekasihnya sendiri. Sakit? Tentu saja. Apalagi ketika kedua pasangan itu harus menikah di hari yang sama tapi dengan posisi yang tertukar? Kok bisa? Inilah cerita yang bikin kamu baper, sedih dan ingin mengumpat dalam satu waktu. Sekuel Tukar Pasangan 2 Suamiku Majikanku sampai bab 101 Tukar Pasangan 3 Istri Bayaran 500 Juta dimulai dari 102. viewsCompleted Jodoh Pengganti Warning, 18+ / 21+ Raihan Adhinata, seorang gadis yang merupakan ipar sekaligus adik angkat keluarga bangsawan Adhinata yang telah meninggalkan rumah keluarga Adhinata selama lima tahun kini memilih kembali setelah dikecewakan oleh kekasih dan sahabatnya. Namun, ia dikejutkan oleh permintaan kakak angkatnya, Barack Adhinata, menggantikan Shiena Adhinata untuk menikah dengan putra dari keluarga Kuiper, Nicolas Kuiper. Keduanya pun terpaksa menyetujui pernikahan mereka walau mereka belum lepas dari cinta masa lalu yang mengkhianati mereka. Raihan dan Nico, keduanya dikejutkan oleh acara pernikahan mereka yang tinggal dua hari lagi. Keduanya yang belum pernah bertemu satu sama lain membuat Nico begitu terkejut saat pertama kalinya bertemu dengan Raihan di malam pertama mereka. Wah, kira-kira apa yang membuat Nico terkejut dan seperti apa ya malam pertama mereka? viewsOngoing APLIKASI JODOH WARNING - NOVEL KOMEDI DOSIS TINGGI - AWAS BAHAYA NGOMPOL ============================================== Kisah Dinda, gadis SMA cupu, jenius, tomboy, baik hati yang kecerdasannya banyak dipakai untuk memikirkan bagaimana membantu rekan-rekan prianya yang jomblo untuk mendapatkan pacar. Terpicu kesulitan ekonomi, kecerdasan yang sama membuatnya membuat aplikasi yang ditujukan untuk mencari jodoh. Hasilnya terbukti efektif,.....kecuali untuk dirinya sendiri yang tetap menjomblo. Benarkah kadar cinta bisa dikalkulasi dan diprediksi melalui sebuah aplikasi? Dan kalau pun cinta sudah terajut akankah berakhir dengan happy ending? viewsOngoing Good Novel GN Poetry and all, to inspire and to create, to give people spirit that they love, to give back something they lost and they missing in their live. Keep writing and keep on reading. We are exist for you and your desired to keep writing and reading story. viewsOngoing JODOH-JODOH DARI TUHAN Ini adalah kisah cinta tiga wanita dalam menemukan pasangan hidupnya. Kisah yang ringan dan manis, tentunya dengan sedikit bumbu-bumbu konflik yang membuat jalan cerita lebih hidup. Buku satu berisi tentang kisah cinta Alya, di mana dia menemukan cintanya dengan cara perkenalan dengan orang yang belum pernah dilihat dan dikenal sebelumnya. Menikah dengan pria yang baru dikenal beberapa bulan tentu saja ada hal-hal yang belum dia ketahui tentang suami maupun keluarganya. Shock culture menjadi bumbu manis dan kedatangan mantan pacar dari suaminya menjadi konflik yang memanaskan suasana. Buku dua berisi tentang kisah cinta Mayang, di mana gadis itu mengejar dan mencari pria yang mungkin menjadi jodohnya. Namun ternyata Allah lebih tahu apa yang terbaik buat dirinya. Ini kisah manisnya Mayang dalam menemukan jodohnya. Buku ketiga berisi tentang pernikahan yang terjadi dengan terpaksa antara Fitriana dan Davin. Pernikahan yang tentu saja tidak disukai oleh Fitriana karena Davin bukanlah pria yang menjadi tipe idamannya. Mungkinkah Davin bukan jodoh dari Tuhan buat Fitriana. 10686 viewsOngoing Bukan Jodoh Pilihan Tiara dan Gilang terpaksa menikah karena perjodohan. Dua orang asing yang hidup dalam satu atap dengan dua kepribadian yang berbeda. Tiara dengan trauma masa kecilnya karena ditinggalkan sang ibu yang lebih memilih sang mantan. Gilang yang masih memendam rasa untuk sang mantan. Akankah keduanya tetap bersatu dalam ikatan pernikahan atau malah berpisah demi menggapai kebahagiaan masing-masing? viewsCompleted Bukan jodoh Novel ini menceritakan dua orang insan yang cintanya di uji dengan berbagai masalah, dari mulai perjodohan,ada orang ke tiga, dan Restu. viewsCompleted Nabrak Jodoh Emosi Radit begitu kacau saat mendapati istrinya berselingkuh di hari ulang tahun pernikahan mereka. Di saat ia berkendara untuk menenangkan diri, tanpa sengaja ia menabrak seorang wanita hamil dan mau tak mau harus membawanya ke rumah sakit untuk bertanggung jawab. Siapa sangka beberapa hari setelahnya ia mendapatkan panggilan yang mengejutkan dari Rumah Sakit. "Maaf Bapak Raditya Prayoga, kami ingin mengabarkan kalau bayi kalian sudah boleh dibawa pulang. Sejak semalam kami sudah menghubungi istri Anda, tapi tidak bisa." "Bayi? Istri? Gumam Radit terkejut, karena ia baru saja bercerai dengan istrinya dan tidak punya anak. Lalu siapa bayi dan istri yang dimaksud petugas rumah sakit? viewsOngoing

SinopsisNovel Pertemuan Jodoh Pertemuan Jodoh adalah salah satu karya sastra yang dikarang oleh Abdoel Moeis. Abdoel Moeis lahir di Sungai Puar Sumatra Barat 1886. banyak karya yang telah di tulis oleh beliau, seperti Salah Asuhan, Pertemuan Jodoh,
SINOPSISNOVEL 20-an - 30-an Kalian lagi nyari sinopsis novel 20-30 an, di sini tempatnya. Contoh novelnya Silih Asuhan, Azab dan Sengsara, dan Pertemuan Jodoh. Yuk, langsung baca aja. adimassutrisno72.blogspot.com: 1. Judul :SALAH ASUHAN. Penulis : Abdul Muis. Tahun : 1928. Contoh Pidato Singkat dan Bermakna. Posted on 22.13 - by Gina Nisa.
SQWjz.
  • z1c0d55vyi.pages.dev/149
  • z1c0d55vyi.pages.dev/327
  • z1c0d55vyi.pages.dev/65
  • z1c0d55vyi.pages.dev/58
  • z1c0d55vyi.pages.dev/404
  • z1c0d55vyi.pages.dev/119
  • z1c0d55vyi.pages.dev/55
  • z1c0d55vyi.pages.dev/389
  • sinopsis singkat novel pertemuan jodoh